Rabu 20 Nov 2024 02:32 WIB

Holding Perkebunan dan RSI Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

Holding miliki berbagai program unggulan untuk mendukung program swasembada pangan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berkolaborasi dengan Rumah Sawit Indonesia (RSI) untuk mewujudkan Asta Cita dalam bidang ketahanan pangan nasional.
Foto: .
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berkolaborasi dengan Rumah Sawit Indonesia (RSI) untuk mewujudkan Asta Cita dalam bidang ketahanan pangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara III (Persero) berkolaborasi dengan Rumah Sawit Indonesia (RSI) untuk mewujudkan Asta Cita dalam bidang ketahanan pangan nasional. Delapan misi yang diusung Presiden Prabowo Subianto itu untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan RSI merupakan asosiasi tempat berkumpulnya pelaku usaha perkebunan sawit yang memiliki peran strategis. "RSI memiliki peran strategis membentuk dan mendukung ekosistem yang tepat bagi perkebunan sawit nasional, terutama dalam mewujudkan Asta Cita presiden Prabowo dalam penguatan ketahanan pangan nasional," kata dia.

Baca Juga

Untuk itu, Holding Perkebunan Nusantara siap berkolaborasi dengan RSI yang menjadi wadah bagi seluruh pelaku sawit baik mulai dari perusahaan berskala besar hingga smallholders layaknya pekebun. Menurut Ghani holding memiliki berbagai program unggulan untuk mendukung program swasembada pangan dan energi baru terbarukan melalui initiative strategy 2024-2025.

Strategi itu meliputi pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasi sektor pangan, dan peningkatan produktivitas melalui akselerasi peremajaan sawit rakyat. "Saat ini terdapat 2,8 juta hektare sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun untuk segera diremajakan. Ini menjadi salah satu momentum bagi PTPN dalam memperkuat ketahanan pangan melalui program intercropping," jelasnya.

Pendekatan intercropping merupakan program budi daya dua komoditas berbeda dalam satu hamparan yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR). Ia menyatakan dibutuhkan akselerasi PSR hingga 400 ribu hektare per tahun.

Melalui program intercropping di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pasa 2025 dan menghasilkan 476 ribu ton gabah kering panen. "Insha Allah dengan dukungan seluruh pihak, termasuk kolaborasi Bersama RSI, maka akan dihasilkan sedikitnya 238 ribu ton beras melalui program

intercropping di areal PSR tadi," tuturnya.

Untuk itu, ia mengatakan ke depan kolaborasi antara RSI dengan PTPN perlu semakin diperkuat sehingga Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement