Rabu 20 Nov 2024 12:59 WIB

Banyak Muslim Afrika Dijadikan Budak di Amerika 

Pada tahun 1530 M, budak dari Afrika tiba di Amerika.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi budak kulit hitam Amerika Serikat.
Foto: american-slavery
Ilustrasi budak kulit hitam Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bangsa Eropa melakukan penangkapan, menjual-belikan dan memperbudak manusia yang berasal dari Benua Afrika untuk bekerja di Benua Amerika. Di antara orang-orang Afrika yang dijadikan budak oleh orang-orang Eropa itu terdapat cukup banyak Muslim yang menentang perbudakan. Karena Islam tidak mengajarkan perbudakan, hal ini membuktikan Islam memahami hak asasi manusia. 

Pada tahun 1530 M, budak dari Afrika tiba di Amerika. Selama masa perbudakan, lebih dari 10 juta orang Afrika dijual ke Amerika. Sekitar 30 persen budak dari Afrika itu beragama Islam.

Baca Juga

Diantara budak-budak yang terhitung dalam American Ethnological Society terdapat budak Muslim yang terpelajar, di antaranya adalah Ayyub Ibnu Sulaiman Diallo, Pangeran Bundu dari Afrika yang diculik dan dijual sebagai budak pada tahun 1730. Setelah 3 tahun lamanya, ia dimerdekakan sebagai rasa terima kasih atas kepandaian dan kejujuran serta rasa simpatinya terhadap orang kulit putih.

Secara faktual komunitas Muslim yang termasuk kelompok minoritas tersebar di pesisir Amerika Utara dan Selatan termasuk di Suriname. Fakta yang sulit dibantah adalah bahwa pemeluk Islam di kawasan ini adalah orang-orang yang berkulit hitam “black moslem” dan orang-orang imigran dari negara-negara Islam seperti Libanon, Suriah, Irak, Pakistan dan sebagainya. 

Tercatat dalam sejarah Amerika bahwa orang-orang berkulit hitam (Afrika) masuk ke Amerika sebagai budak atau sebagai pekerja rendahan. Kenyataan historis seperti ini sangat berpengaruh terhadap sikap orang-orang kulit putih terhadap orang-orang kulit hitam (Negro) dan sekaligus terhadap Islam sebagai suatu sistem kepercayaan yang dianutnya.

Antara tahun 1619-1663 tercatat beberapa budak Afrika yang datang ke Amerika di antara mereka adalah Yarrow Mahmaut dan Muhammad Bah. Sebelumnya pada tahun 1539 seorang Muslim dari Maroko ikut bersama putra mahkota New Spain dalam sebuah ekspedisi ke Arezona dan New Mexico. Bahkan pada tahun 1500-an Nazaruddin seseorang yang berasal dari Mesir telah menetap di Cats Kaills, New York.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement