Rabu 20 Nov 2024 16:49 WIB

Eskalasi Rusia-Ukraina, Eropa Bersiap Hadapi Perang Akbar

Negara-negara Skandinavia mulai membagikan pamflet kesiapan perang.

Brosur 'Jika krisis atau perang terjadi' yang dikirimkan ke seluruh rumah tangga di Swedia, di Stockholm, Senin, 18 November 2024.
Foto: Claudio Bresciani/TT News Agency via AP
Brosur 'Jika krisis atau perang terjadi' yang dikirimkan ke seluruh rumah tangga di Swedia, di Stockholm, Senin, 18 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Rusia menjanjikan eskalasi baru perang menyusul serangan Ukraina ke Rusia menggunakan Rudal Amerika Serikat (AS). Hal ini memunculkan kekhawatiran soal perang besar yang menjelang di Eropa, benua yang dua kali dihantam perang dunia.

Pada Senin, jutaan warga Swedia akan mulai menerima salinan pamflet yang memberi nasihat kepada masyarakat bagaimana mempersiapkan diri dan mengatasi jika terjadi perang atau krisis tak terduga lainnya.

Baca Juga

“Jika terjadi krisis atau perang” telah diperbarui dari enam tahun yang lalu karena apa yang oleh pemerintah Stockholm disebut sebagai situasi keamanan yang memburuk terkait invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina. Buklet ini juga berukuran dua kali lipat versi terdahulunya.

BBC melansir, negara tetangganya, Finlandia, juga baru saja menerbitkan nasihat barunya secara online tentang “persiapan menghadapi insiden dan krisis”. Warga Norwegia juga baru-baru ini menerima pamflet yang mendesak mereka untuk bersiap menghadapi tantangan sendiri selama seminggu jika terjadi cuaca ekstrem, perang, dan ancaman lainnya.

Selama musim panas, badan manajemen darurat Denmark mengatakan pihaknya mengirimkan email kepada orang dewasa Denmark mengenai rincian air, makanan dan obat-obatan yang mereka perlukan untuk melewati krisis selama tiga hari.

Pada bagian rinci mengenai konflik militer, brosur digital Finlandia menjelaskan bagaimana pemerintah dan presiden akan merespons jika terjadi serangan bersenjata, dan menekankan bahwa pihak berwenang Finlandia “siap untuk membela diri”.

Swedia baru bergabung dengan NATO tahun ini, dan memutuskan seperti Finlandia untuk bergabung setelah Moskow memperluas perangnya pada tahun 2022. Norwegia adalah anggota pendiri aliansi pertahanan Barat itu.

Berbeda dengan Swedia dan Norwegia, pemerintah Helsinki memutuskan untuk tidak mencetak salinannya untuk setiap rumah karena “akan memakan biaya besar” dan versi digital dapat diperbarui dengan lebih mudah.

photo
Warga membaca pamflet 'Jika krisis atau perang datang' yang dikirimkan ke seluruh rumah tangga di Swedia, di Stockholm, Senin, 18 November 2024. - ( Claudio Bresciani/TT News Agency via AP)

“Kami telah mengirimkan 2,2 juta eksemplar kertas, satu untuk setiap rumah tangga di Norwegia,” kata Tore Kamfjord, yang bertanggung jawab atas kampanye kesiapan diri di Direktorat Perlindungan Sipil Norwegia (DSB).

Yang termasuk dalam daftar barang-barang yang harus disimpan di rumah adalah makanan jangka panjang seperti kacang-kacangan, batangan dan pasta energi, serta obat-obatan termasuk tablet yodium jika terjadi kecelakaan nuklir.

Oslo mengirimkan versi sebelumnya pada tahun 2018, namun Kamfjord mengatakan perubahan iklim dan kejadian cuaca yang lebih ekstrem seperti banjir dan tanah longsor telah meningkatkan risiko. Bagi warga Swedia, gagasan tentang buku darurat sipil bukanlah hal baru. Edisi pertama “If War Comes” diproduksi selama Perang Dunia Kedua dan diperbarui selama Perang Dingin.

Namun ada satu pesan yang dipindahkan dari bagian tengah buklet ini: “Jika Swedia diserang oleh negara lain, kita tidak akan pernah menyerah. Semua informasi yang menyatakan bahwa perlawanan harus dihentikan adalah salah.”

Belum lama berselang, Finlandia dan Swedia masih menjadi negara netral, meskipun infrastruktur dan “sistem pertahanan total” mereka sudah ada sejak Perang Dingin.

Potensi Perang Dunia III...

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement