Rabu 20 Nov 2024 20:06 WIB

Di Debat Pamungkas, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Tekankan 2 Fondasi Pembangunan

Ahmad Luthfi mendorong kebijakan yang berdimensi kemanusiaan

Rep: Rizky Suryandika/ Red: Nashih Nashrullah
Cagub Cawagub Jateng Ahmad Luthfi dan Gus Yasin dalam debat Pamungkas Pilkada Jataeng
Foto: Dok Istimewa
Cagub Cawagub Jateng Ahmad Luthfi dan Gus Yasin dalam debat Pamungkas Pilkada Jataeng

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG- Diskusi kebijakan publik tidak seharusnya hanya berkutat pada angka dan data.

Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, kebijakan yang baik harus mampu menyentuh dimensi kemanusiaan.

Baca Juga

Hal itu disampaikannya dalam debat ketiga Pilgub Jawa Tengah 2024 di Muladi Dome, Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (20/11/2024).

Debat ketiga Pilgub Jawa Tengah 2024 mengangkat tema pendidikan, kesehatan, dan perlindungan kelompok rentan, termasuk isu toleransi budaya.

Sesi ini menjadi salah satu penentu bagi masyarakat dalam memilih pemimpin, yang tidak hanya memahami persoalan mendasar, tetapi juga memiliki komitmen kuat menyelesaikannya dengan pendekatan humanis dan solutif.

Luthfi mengutip filosofi Jawa ojo rumongso iso, tapi iso’o rumongso (jangan merasa mampu, tetapi jadilah mampu merasakan), yang menurutnya menjadi landasan utama dalam memahami kebutuhan masyarakat dengan empati.

"Jumlah anak-anak stunting bukan sekadar angka. Tingkat perundungan siswa di sekolah, bukan sekadar angka. Kasus perempuan korban perdagangan orang, juga bukan sekadar angka. Masyarakat rentan dan penyandang disabilitas bukan hanya statistik,” ujarnya.

Dia menekankan pentingnya kebersamaan dan kepedulian sosial sebagai fondasi pembangunan di Jawa Tengah.

“Masyarakat Jawa Tengah adalah masyarakat yang punya kepedulian sosial tinggi. Kami diajarkan untuk tidak makan jika di sebelah kami ada orang lain yang belum makan. Karena itulah, kesejahteraan harus merata,” katanya.

Mengusung tema Ngopeni lan Ngelakoni (memelihara dan melaksanakan), Luthfi menawarkan pendekatan kebijakan yang berorientasi pada pemerataan kesejahteraan.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Dia juga menekankan pentingnya ketulusan dan kesungguhan mewujudkan perubahan di masyarakat.

“Malam ini, masyarakat tidak hanya kita suguhkan gagasan, tapi ketulusan. Tidak hanya diperlihatkan penampilan, tapi pemahaman. Tidak hanya adu kepintaran, tapi kesungguhan,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement