Kamis 21 Nov 2024 12:44 WIB

Kisah Setan Menipu Abu Hurairah dan Mengambil Harta Zakat

Abu Hurairah membiarkan orang yang mengambil harta zakat itu pergi ketiga kalinya.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Abu Hurairah (Ilustrasi)
Foto: Angus Thompson
Abu Hurairah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Pada satu kisah, diriwayatkan jika Nabi Muhammad SAW menugaskan Abu Hurairah untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan.

Dikutip dari 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, suatu hari seseorang datang dan mengambil makanan dari tempat penyimpanan zakat. Abu Hurairah merebutnya kembali dan berkata, “Sungguh, aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah.”

Baca Juga

Orang itu menjawab, “Tapi, aku sangat membutuhkan makanan ini. Aku punya tanggungan keluarga.” Mendengar jawaban itu, Abu Hurairah membiarkan orang itu mengambil makanan tersebut karena merasa kasihan kepadanya.

Keesokan harinya Nabi Muhammad SAW bertanya, “Hai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan kepada orang yang datang tadi malam?”

Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, orang itu mengeluhkan kebutuhan dan tanggungan keluarganya. Aku merasa kasihan sehingga membiarkannya mengambil makanan dan pergi begitu saja.”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Ketahuilah, ia berdusta dan akan kembali lagi.”

Mendengar penjelasan Rasulullah SAW, Abu Hurairah yakin bahwa orang itu akan kembali lagi. Maka, ia pun siaga berjaga. Malam harinya orang itu datang lagi dan mengambil makanan dari tempat penyimpanan zakat. 

Abu Hurairah langsung menegurnya dan berkata, “Sungguh, aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah!” Orang itu menjawab, “Biarkan aku mengambil makanan ini. Sungguh, aku sangat membutuhkannya. Aku punya tanggungan keluarga. Setelah malam ini, aku tidak akan kembali lagi.”

Untuk kedua kalinya, Abu Hurairah membiarkan orang itu pergi karena merasa kasihan. Pada pagi harinya, Nabi Muhammad SAW bertanya kembali, “Hai Abu Hurairah, apa yang kau lakukan kepada orang yang datang tadi malam?”

Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, orang itu datang lagi. Ia mengeluhkan kebutuhan dan tanggungan keluarganya. Aku merasa kasihan sehingga membiarkannya mengambil makanan dan pergi begitu saja.”

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement