REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Tentara penjajahan Israel (IDF) kembali mengumumkan kematian seorang sersan pertama dari Batalyon Tsbar dalam pertempuran di utara Jalur Gaza. Sementara media Israel melaporkan terbunuhnya 29 tentara sejak dimulainya operasi militer baru-baru ini di Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza.
Pernyataan tentara Israel mengonfirmasi bahwa prajurit berusia 19 tahun dari Batalyon Tsbar Brigade Givati, tewas pada Kamis, akibat ledakan alat peledak di Jabalia.
Sementara, surat kabar Yedioth Ahronoth mengkonfirmasi bahwa sensor militer sejauh ini telah mengumumkan terbunuhnya 29 tentara dalam pertempuran di Gaza utara. Militer Israel membenarkan bahwa 3 brigade dari Divisi 162 telah bertempur di Jabalia selama 48 hari.
Sebelumnya pada Kamis, Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan Israel yang terdiri dari 15 tentara dan membunuh mereka di Jalur Gaza utara. Brigade Al-Qassam menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa para pejuangnya mampu melawan kekuatan 15 tentara dan melenyapkan mereka dari jarak nol di area Lapangan Beit Lahia, sebelah utara Jalur Gaza, yang sedang menjadi sasaran perang pemusnahan yang sedang berlangsung.
Sedangkan sayap militer Gerakan Jihad Islam, melaporkan bahwa para pejuangnya menembaki kumpulan tentara dan kendaraan pendudukan Israel dengan mortir di sekitar Klub Layanan Jabalia di tengah kamp Jabalia.
In this video, Al-Quds Brigades fighters are seen bombing, in cooperation with the Martyr Omar Al-Qassim Forces, Israeli gatherings in Jabaliya camp and the Netzarim axis with mortar shells. pic.twitter.com/zjgqYoWrxN
— The Palestine Chronicle (PalestineChron) November 20, 2024
Faksi-faksi perlawanan di Gaza telah mengumumkan bahwa mereka menargetkan tentara pendudukan dan kendaraan mereka di berbagai titik penetrasi dan menyiarkan adegan ini hampir setiap hari. Sebelumnya pada Selasa, Brigade al-Qassam menerbitkan sebuah klip video yang menyatakan bahwa itu adalah operasi yang menargetkan pasukan Israel yang bercokol di salah satu bangunan tempat tinggal di sekitar wilayah Al-Khazindar, barat laut Kota Gaza.
Pada 5 Oktober, tentara pendudukan menyerbu Jalur Gaza utara dengan dalih mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatannya di wilayah tersebut. Palestina menegaskan bahwa Israel ingin menduduki Jalur Gaza bagian utara dan mengubahnya menjadi zona penyangga setelah membuat penduduknya mengungsi di bawah tekanan pemboman berdarah yang terus menerus dan pengepungan ketat yang mencegah masuknya makanan, air dan obat-obatan.
Hal ini terjadi ketika Israel melanjutkan perang dahsyatnya di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 148.000 orang Palestina menjadi syuhada dan terluka – kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita. Sementara lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang semakin parah.