Jumat 22 Nov 2024 16:30 WIB

Pesantren Berperan Strategis Cegah Stunting

DPPPA-KB Kalsel kampanyekan penurunan stunting di pesantren.

Ilustrasi kegiatan di pesantren.
Foto: Istimewa
Ilustrasi kegiatan di pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan Selatan (DPPPA-KB Kalsel) mengkampanyekan percepatan penurunan kasus stunting di pondok pesantren (ponpes).

Kepala DPPPA-KB Provinsi Kalsel Sri Mawarni di Banjarbaru, Jumat, mengatakan kampanye bagi santri ponpes melalui Gerakan Pelajar dan Remaja Sadar dan Peduli Stunting (Gelar Darling).

Baca Juga

"Pemprov Kalsel menyasar santri ponpes melalui optimalisasi Gelar Daring untuk menekan kasus stunting," kata Sri.

Sri menuturkan Gelar Darling merupakan salah satu wahana pemberdayaan pelajar dan remaja sebagai agen aksi mencegah stunting pada sektor hulu dengan tahapan menjadikan gelar darling sebagai agen percepatan penurunan stunting.

Dia mengatakan Gelar Daring juga sebagai sarana informasi terkait dengan stunting serta upaya pencegahan perkawinan anak atau pendewasaan usia perkawinan.

Sri menegaskan upaya percepatan menurunkan kasus stunting memerlukan keterlibatan masyarakat yang berperan sebagai agen perubahan dan lintas sektoral.

"Terutama menyampaikan informasi ataupun sebagai sasaran yang harus aktif melakukan perubahan dengan didukung oleh berbagai sektor," ucap Sri.

Menurut Sri, pencegahan stunting harus memulai dari hulu, yakni unsur pelajar, remaja putri yang harus memahami hal penting terkait stunting, seperti pemenuhan gizi seimbang, pencegahan anemia, pola hidup bersih dan sehat, anti perundungan (bullying), kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sehingga, Sri menyebutkan perlu kerja sama dari semua pihak untuk menyediakan wahana serta kegiatan fasilitasi yang menyasar para pelajar maupun remaja.

Sri menambahkan Pemprov Kalsel pun fokus menyebarluaskan dan mengembangkan gelar darling dari hulu terkait stunting spesifik ataupun permasalahan gizi remaja secara umum yaitu anemia, dan kekurangan energi kronik.

Kemudian, potensi obesitas sebagai dampak dari perilaku gizi remaja agar mewujudkan generasi remaja yang berkualitas sebagai modal "Banua" Emas 2045.  

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement