REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan, orang yang mengingkari Rasulullah bisa jadi beriman kepada rasul-rasul yang lain. Kalaupun tidak beriman kepada seluruh rasul, bisa jadi ia beriman kepada Allah SWT. Kalaupun tidak beriman kepada Allah, bisa jadi ia memiliki akhlak yang terpuji.
Sementara, lanjut dia, sang Muslim yang tidak mengenal para rasul yang mulia, tidak beriman kepada Tuhan, serta tidak mengenal kesempurnaan manusia kecuali lewat perantaraan Nabi SAW.
Karena itu, menurut dia, Muslim yang tidak mau menerima pendidikan dan perintah Nabi yang penuh berkah, ia tidak akan mengakui nabi yang lain. Bahkan, ia juga tidak mengenal Allah SWT, serta tidak bisa menjaga pilar-pilar kesempurnaan manusia dalam jiwanya.
"Hal itu karena pokok-pokok agama dan landasan pendidikan yang dibawa oleh Rasul merupakan sesuatu yang kukuh dan sempurna, di mana orang yang mengabaikannya, niscaya sama sekali tidak akan memperoleh cahaya dan kesempurnaan, bahkan akan jatuh terperosok," kata Nursi dikutip dari buku Tuntunan Generasi Muda halaman 11-12, Jumat (22/11/2024).
Sebab, menurut dia, Nabi SAW merupakan penutup para nabi, pemimpin para rasul, dan imam seluruh umat manusia dalam seluruh hakikat yang ada. Bahkan, beliau merupakan poros kebanggaan umat ini, sebagaimana telah terekam jelas sepanjang 14 abad lamanya.
Oleh sebab itu, kata Nursi, jika ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia, maka cukup menjalankan apa yang telah disyariatkan dalam agama Islam.
"Jika kalian ingin menikmati kelezatan dunia dan merasakan kebahagiaannya, maka cukupkan dirimu dengan kenikmatan yang ada dalam wilayah yang disyariatkan. Kenikmatan tersebut sudah sangat cukup untuk memenuhi keinginanmu," jelas Nursi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, menurut dia, dapat dipahami bahwa setiap kenikmatan yang berada di luar koridor syariah hanya berisi ribuan penderitaan.
Sebab, jika berbagai peristiwa masa depan yang akan terjadi lima puluh tahun kemudian, misalnya, dapat disaksikan sebagaimana berbagai peristiwa masa lalu, tentu orang-orang yang lalai dan bodoh itu akan meratapi apa yang mereka tertawakan saat ini.
"Karenanya, siapa yang ingin selalu bahagia dan gembira, di dunia dan akhirat, ia harus mematuhi pendidikan Muhammad SAW yang berada dalam koridor keimanan," kata Nursi.