Jumat 22 Nov 2024 17:20 WIB

Indonesia Tegaskan tak akan Tarik Mundur Pasukan TNI di UNIFIL

Indonesia masih menjadi salah satu kontributor UNIFIL sebanyak 1.230 personel.

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah terus terancamnya keberadaan pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dari agresi militer Israel, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa Indonesia tak akan menarik mundur personel TNI yang tergabung dalam UNIFIL. Anggota TNI di UNIFIL akan tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

“Pasukan penjaga perdamaian dari Indonesia tetap melaksanakan tugasnya sesuai arahan Force Commander UNIFIL dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri,” ucap Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (22/11/2024).

Baca Juga

Rolliansyah mengatakan Indonesia terus berkomitmen mendukung Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB yang dilaksanakan di Lebanon selatan sesuai amanat konstitusi. Indonesia, kata dia, masih merupakan kontributor pasukan terbesar di UNIFIL dengan mengirimkan hingga 1.230 personel.

Menurut Roy, komitmen Indonesia tetap ikut bertugas di UNIFIL selaras dengan keputusan PBB untuk tetap mempertahankan keberadaan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon hingga saat ini. Ia juga memastikan bahwa personel TNI yang tergabung di UNIFIL masih dalam keadaan aman dan sehat.

“Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan personel di Lebanon,” ucap Roy.

Sebelumnya, Argentina menjadi negara pertama yang menarik pulang tentara mereka dari penugasan di UNIFIL atas pertimbangan keselamatan. Negara tersebut menyumbang empat personel. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix pada Selasa (19/11/2024), penarikan personel adalah hak prerogatif negara masing-masing.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto, dalam pertemuannya dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di sela-sela KTT G20 di Brazil pada Ahad (17/11/2024), kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung penguatan pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Kebutuhan akan pasukan penjaga perdamaian yang diamanatkan secara internasional, kami siap menyediakan pasukan,” ucap Prabowo, sembari menambahkan bahwa RI siap mengirim berkontribusi untuk pasukan perdamaian ke Palestina, jika dibutuhkan.

photo
Israel melawan PBB - (Republika)

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement