Jumat 22 Nov 2024 17:52 WIB

Kepala BPOM Beri Kuliah di Harvard Medical School, Bahas Terapi Sel Genetik untuk Kanker

Terapi ini bisa menjadi terobosan pengobatan kanker.

Kepala BPOM dr Taruna Ikrar mengajar di depan mahasiswa dan guru besar Harvard Medical School, Boston, Rabu (20/11/2024)
Foto: Istimewa
Kepala BPOM dr Taruna Ikrar mengajar di depan mahasiswa dan guru besar Harvard Medical School, Boston, Rabu (20/11/2024)

REPUBLIKA.CO.ID,

 

Baca Juga

TARUNA IKRAR KEPALA BPOM RI DI HARVARD UNIVERSITY, MEMBERI KULIAH ERA BARU PENGOBATAN KANKER BERBASIS FARMAKOLOGI SEL DAN GENETIK

 

BOSTON -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan dr Taruna Ikrar diundang untuk mengisi sesi soal farmakologi terapi berbasis sel dan genetik di Fakultas Kedokteran Universitas Harvard awal pekan ini. Di hadapan guru besar, dosen, dan mahasiswa di Harvard Medical School, Harvard University, Taruna memaparkan farmakologi terapi berbasis sel dan genetik merupakan sebuah upaya terapeutik spektakuler yang akan menjadi teknik pengobatan terpenting dalam pengobatan penyakit degeneratif dan penyakit keganasan di masa depan. 

"Terutama untuk kanker dan kelainan bawaan atau genetik,". ujar Taruna di Aula Massachusetts General Hospital, Boston, Amerika Serikat Rabu (20/11/2024). 

Taruna menambahkan, penerapan terapi ini telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, dan sebagian masih dalam tahap penelitian untuk memastikan keamanannya serta efektivitas, serta mengurangi adverse reactions. Melihat kenyataan di atas, pada uji klinis glioblastoma (kanker otak), di masa depan terapi sel dan genetik menjadi penemuan terpenting dalam sejarah pengobatan dunia kedokteran.

Dengan demikian, papar Taruna, hal ini menjadi harapan baru bagi jutaan penderita penyakit herediter dan degeneratif yang selama ini tidak ada obatnya. Namun, Taruna menekankan, investigasi jangka panjang juga diperlukan untuk memastikan sel basal yang ditransplantasikan bebas dari mutasi. Terutama, bahwa sel tersebut tertanam secara stabil dan bahwa fungsi otak dapat dipertahankan. 

Studi selanjutnya untuk menyelidiki dan memperbaiki temuan yang dibahas dalam ulasan ini diperlukan untuk memvalidasi kelayakan terapi berbasis sel untuk pengobatan Glioblastoma. "Demikian pula, perlunya studi lebih lanjut tentang aplikasi transisi gen dan terapi berbasis sel ke perawatan klinis, pada berbagai kelainan degeneratif dan penyakit keganasan kanker lainnya," kata Taruna, lagi.

sumber : Rilis
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement