Jumat 22 Nov 2024 22:10 WIB

Gelombang PHK di Eropa Kembali Terjadi, Ini Daftar Perusahaan yang Terdampak  

Inflasi tinggi hingga penurunan daya beli, mempengaruhi kinerja perusahaan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Maskapai penerbangan Lufthansa diperkirakan akan mengurangi hingga 20 persen tenaga kerja administratif mereka. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Michael Probst
Maskapai penerbangan Lufthansa diperkirakan akan mengurangi hingga 20 persen tenaga kerja administratif mereka. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan besar di Eropa kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, disebabkan kondisi ekonomi yang semakin tak menentu. Pemangkasan pekerjaan ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut.

Inflasi yang tinggi, suku bunga yang meningkat, serta penurunan daya beli masyarakat telah mempengaruhi kinerja banyak perusahaan. Banyak sektor yang sebelumnya tumbuh pesat kini terpaksa menghadapi penurunan permintaan yang signifikan, sehingga perusahaan harus mengambil langkah-langkah efisiensi.

Baca Juga

Perusahaan-perusahaan besar ini, sebelumnya juga aktif memperluas bisnis dan membuka banyak lapangan pekerjaan, namun kini harus menghadapi tantangan berat untuk bertahan. Meskipun pemangkasan tenaga kerja ini merupakan langkah efisiensi yang diperlukan, dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan pekerja tentu menjadi kekhawatiran besar di tengah ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung.

Dikutip dari Reuters, beberapa sektor yang terdampak cukup signifikan antara lain perbankan, otomotif, teknologi, dan energi terbarukan. Berikut ini adalah daftar beberapa perusahaan yang telah mengumumkan pemangkasan pekerjaan mereka sejak awal Agustus 2024:

Sektor perbankan

- DNB (Norwegia): Pada September 2024, DNB mengumumkan rencana untuk memangkas 500 pekerjaan penuh waktu dalam enam bulan ke depan. Pemangkasan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap penurunan suku bunga dan kompetisi yang semakin ketat.

- Santander (Spanyol): Pada Oktober 2024, bank asal Spanyol ini mengumumkan akan mengurangi lebih dari 1.400 pekerjaan di bisnisnya yang beroperasi di Inggris.

- UniCredit (Italia): Bank asal Italia ini mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja pada 17 Oktober 2024 untuk memotong 1.000 pekerjaan sukarela dan menambah 500 pekerjaan baru.

Sektor otomotif dan suku cadang

- Michelin (Prancis): Produsen ban terkemuka ini mengungkapkan pada 5 November 2024 bahwa mereka akan menutup dua pabrik di Prancis Barat, yang berdampak pada sekitar 1.250 pekerjaan.

- Schaeffler (Jerman): Pada 5 November 2024, Schaeffler mengumumkan bahwa mereka berencana untuk memangkas 4.700 pekerjaan akibat menurunnya permintaan dari sektor otomotif dan industri.

Sektor energi terbarukan

- Equinor (Norwegia): Pada 21 November 2024, perusahaan energi ini mengungkapkan bahwa mereka akan mengurangi 20 persen tenaga kerja di divisi energi terbarukan mereka sebagai bagian dari efisiensi perusahaan. 

Sektor ritel dan konsumen

- Auchan (Prancis): Supermarket besar ini mengumumkan pemangkasan lebih dari 2.000 pekerjaan pada 5 November 2024, akibat turunnya jumlah pengunjung yang datang ke toko-toko fisiknya.

- Husqvarna (Swedia): Perusahaan pembuat peralatan taman ini memutuskan untuk memangkas sekitar 400 pekerjaan pada Oktober 2024, karena terhambatnya daya beli konsumen akibat krisis ekonomi.

Sektor telekomunikasi dan industri lainnya

- Telia (Swedia): Operator telekomunikasi ini berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjaan pada 2024.

- Lufthansa (Jerman): Maskapai penerbangan ini diperkirakan akan mengurangi hingga 20 persen tenaga kerja administratif mereka, sebagaimana dilaporkan pada 14 November 2024.

Selain itu, perusahaan-perusahaan besar lain seperti Airbus, Infineon, SMA Solar, dan Shell juga telah mengumumkan pemangkasan pekerjaan atau pengurangan tenaga kerja yang signifikan. Misalnya, Airbus berencana memangkas hingga 2.500 pekerjaan di divisi pertahanan dan luar angkasa mereka, sementara Infineon merencanakan pengurangan 1.400 pekerjaan di seluruh dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement