Jumat 22 Nov 2024 22:56 WIB

Stabilitas Eksternal Indonesia Terjaga, Surplus Neraca Pembayaran Catat Pencapaian Positif

Indonesia dinilai berhasil menjaga stabilitas ketahanan eksternal.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia berhasil menjaga stabilitas ketahanan eksternal di tengah berbagai ketidakpastian global. Itu tecermin dari surplus yang tercatat pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Pada kuartal ketiga 2024, NPI mencatatkan surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 94,4 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS), membaik signifikan setelah sebelumnya defisit pada kuartal kedua 2024 sebesar 0,6 miliar dolar AS (Rp 9,6 triliun).

Capaian ini didorong oleh sejumlah perbaikan indikator ekonomi, termasuk penurunan defisit transaksi berjalan menjadi 2,2 miliar dolar AS (Rp 35,2 triliun) atau 0,6 persen dari PDB, dibandingkan defisit 3,2 miliar dolar AS (Rp 51,2 triliun) atau 0,9 persen dari PDB pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh perbaikan Neraca Jasa, dengan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata internasional, serta perbaikan Neraca Pendapatan Primer yang lebih rendah akibat penurunan imbal hasil investasi.

Baca Juga

Tak hanya itu, surplus NPI juga didorong oleh peningkatan surplus pada Neraca Modal dan Finansial, yang melonjak menjadi 6,6 miliar dolar AS (Rp 105,6 triliun), didorong oleh investasi langsung asing di sektor industri dan pertambangan.Sebagai dampak dari pencapaian surplus ini, cadangan devisa Indonesia pun turut meningkat menjadi 149,9 miliar dolar AS (Rp 2.398,4 triliun) pada September 2024, setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini melebihi standar kecukupan internasional yang sebesar 3 bulan impor.

"Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan Local Currency Transaction (LCT), Pemerintah bersama Bank Indonesia membentuk Satuan Tugas Nasional LCT, yang ditargetkan untuk meningkatkan penggunaan LCT hingga 10 persen pada 2024 dan 2025," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan, Jumat (22/11/2024).

Airlangga menambahkan, kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan memfasilitasi perdagangan serta investasi antar negara dengan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing. Bank Indonesia memproyeksikan NPI 2024 akan tetap tumbuh positif dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga di kisaran rendah. Dengan berbagai kebijakan dan strategi tersebut, Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan ekonomi dalam menghadapi dinamika global yang penuh tantangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement