REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat setia kepada istri masing-masing. Dua sahabat itu adalah Umar bin al-Khattab dan Anas bin Malik RA. Keduanya selalu membangunkan istrinya, kemudian anaknya, agar dapat melaksanakan shalat Tahajud dan makan sahur bersama.
Kedua sahabat ini merasa sangat terkesan saat mendengar hadis qudsi, "Wahai Muhammad, ketahuilah bahwa kemuliaan orang Mukmin itu terletak pada qiyamul lail." (HR Muslim).
Sedemikian mendalamnya kesan itu, sehingga Umar bin al-Khattab menyampaikan pesan kepada rakyatnya, "Manisnya kehidupan dunia itu terletak pada tiga hal: qiyamul lail, bertemu dengan sahabat seperjuangan, dan shalat berjamaah."
Diriwayatkan Aisyah RA, Rasulullah SAW pernah melakukan shalat Tahajud dalam waktu sangat lama. Beliau meminta Aisyah, untuk membiarkannya berberibadah kepada Allah dengan khusyuk.
Aisyah RA mendekati Rasulullah dan berkata, "Demi Allah, aku ingin selalu dekat denganmu dan melakukan sesuatu yang dapat membahagiakanmu!" Rasul pun bergeming terhadap "ajakan" Aisyah. Rasul lalu mengambil air wudhu dan melanjutkan shalat malamnya saat itu.
Aisyah kemudian mengisahkan bahwa Rasul meneruskan shalat malamnya sambil menitikkan air mata. Air mata itu mula-mula hanya membasahi pipi, lalu jenggot, sampai akhirnya membasahi tempat sujud beliau. Rasulullah tidak henti-hentinya menangis dalam shalat Tahajud itu hingga Bilal RA mengumandangkan azan Subuh.