Sabtu 23 Nov 2024 10:49 WIB

Kisah Sudirman: Guru SD Menjadi Panglima Besar TNI

Panglima Besar Sudirman pernah menjadi guru di sekolah dasar Muhammadiyah.

Patung Jenderal Besar Sudirman di Purbalingga, Jawa Tengah.
Foto: dok wiki
Patung Jenderal Besar Sudirman di Purbalingga, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum berkarier di militer, Sudirman pernah menjadi guru. Ceritanya bermula sejak 1934, ketika ia lulus dari MULO Wiworotomo. Ada lowongan untuk mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah--setingkat sekolah dasar (SD) kini.

Sempat muncul masalah, yakni Sudirman belum punya ijazah mengajar. Untuk menyiasati hal itu, ia pun menerima bahwa jenjangnya nanti hanya sekadar guru biasa—tidak menerima tunjangan dari pemerintah. Kemudian, ia menemui guru-guru senior HIS Muhammadiyah untuk menimba ilmu mengajar. Dari sini perjalanannya sebagai guru dimulai.

Baca Juga

Sardiman dalam bukunya, Panglima Besar Jenderal Sudirman: Kader Muhammadiyah (2000) mengutip kesaksian Marsidik (72 tahun saat diwawancara), seorang mantan murid Sudirman pada 1934-1937.

Marsidik memaparkan, Pak Dirman menjadi guru di kelas yang berisi murid sebanyak 30-an orang anak. Satu kelas dipisahkan kain tipis antara murid laki-laki dan perempuan.

Menurut dia, Pak Dirman pandai mengajar. “Penyampaian materinya tidak kering atau tegang. Beliau kerap berguyon ringan, mengajarkan nilai agama dan nasionalisme,” katanya. Apakah ia seorang guru yang galak? “Pak Dirman tidak pernah galak atau keras kepada siswanya. Wajahnya menyenangkan. Bibirnya yang tebal dan merah serta lagaknya yang lincah selalu membuat kami tertawa apabila ia bergurau,” lanjut Marsidik.

Sudirman juga pintar membina relasi dengan sesama rekan pengajar. Sampai akhirnya dalam satu pemilihan kepala sekolah, Pak Dirman yang tanpa ijazah guru resmi itu malah terpilih menjadi kepala HIS Muhammadiyah Cilacap. Namun, oleh Belanda lembaga pendidikan itu kemudian dipaksa tutup.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement