REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Starbucks telah menutup puluhan gerai di Malaysia di tengah maraknya boikot merek dan produk pro-Israel di seluruh negeri dan masyarakat internasional yang lebih luas. Berdasarkan laporan The Rakyat Post, Starbucks telah menutup sementara 50 dari 408 gerainya di seluruh negeri.
"Meskipun alasan penutupan tersebut tidak secara langsung diakui sebagai akibat dari boikot anti-Israel yang meluas yang dilakukan banyak warga Malaysia sepanjang tahun lalu, diakui keputusan tersebut terkait dengan serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza," tulis laporan dari Middle East Monitor dikutip di Jakarta, Sabtu (22/11/2024).
Dalam laporannya yang diterbitkan pada akhir Agustus, perusahaan Berjaya Food, yang menjalankan jaringan kedai kopi Amerika yang populer di Malaysia, menyatakan, penurunan pendapatan yang signifikan dan kerugian sebelum pajak yang terjadi pada kuartal yang sedang ditinjau, terutama disebabkan sentimen terkini terkait konflik di Timur Tengah.
Berjaya Food dilaporkan mengalami kerugian bersih sebesar 38,2 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 136 miliar selama tiga bulan yang berakhir pada Juni 2024, dengan penjualan turun lebih dari setengahnya. Selain itu, perusahaan menanggung kerugian bersih 20,5 juta dolar AS sepanjang tahun yang berakhir pada Juni.
Meskipun ada kaitan antara kerugian tersebut dan konflik di Timur Tengah, Berjaya Food mengatakan hanya menutup beberapa toko dan sebagian besar lokasi yang diduga ditutup hanya ditutup sementara. Berjaya Food menyampaikan keputusan tersebut merupakan bagian dari penilaian yang sedang berlangsung untuk memangkas biaya.
Hanya saja, mereka memastikan tidak ada PHK karyawan. "Yang penting, tidak ada karyawan yang terdampak oleh penutupan permanen atau sementara, karena mereka telah dipindahkan ke toko-toko terdekat untuk terus melayani pelanggan kami dengan lancar," lanjutnya.
Penurunan signifikan...
The New Arab melaporkan, Starbucks cabang Malaysia menghadapi penurunan penjualan yang signifikan di tengah boikot yang terus berlanjut oleh para pendukung pro-Palestina di negara tersebut. Menurut laporan Maybank, bank terbesar di Malaysia, pihaknya memperingatkan bahwa raksasa kopi tersebut menghadapi kemerosotan penjualan dalam jangka panjang.
Hal itu didorong oleh kemarahan konsumen Malaysia atas dugaan adanya hubungan perusahaan AS tersebut atas relasinya dengan Israel. Merespons anjloknya penjualan Starbucks, Barjaya Food memilih fokus pada perluasan merek lain, seperti Paris Baguette dan Krispy Kreme Donuts.