REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Selama tiga hari, empat duta besar dari negara-negara Arab dijamu anggota DPR RI Rachmat Gobel dan Pejabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin agar berinvestasi di Gorontalo. "Gorontalo adalah wilayah berjuluk Serambi Madinah, jadi sudah sepatutnya negara-negara Arab berinvestasi di Gorontalo," kata Gobel, Sabtu, (23/11/2024).
Empat duta besar tersebut berasal dari Bahrain (Ahmed Abdulla Al Harmasi Al Hajeri), Maroko (Ouadia Benabdellah), Oman (Mohamed Alshanfari), dan Yordania (Sudqi Omoush). Sebetulnya Uni Emirat Arab juga akan hadir namun Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke negaranya sehingga ia harus hadir. Empat duta besar tiba di Gorontalo Jumat pagi dan langsung ke Gorontalo Utara meninjau Pelabuhan Internasional Anggrek dan kemudian menghadiri acara Syarekat Islam serta Sholat Jumat di Masjid Baiturrahin. Sabtu mereka ke Perwakilan Bank Indonesia. Mereka mengikuti paparan kondisi ekonomi Gorontalo oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo Dian Nugraha dan Pejabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin.
Hadir juga para pejabat provinsi dan pejabat dari kabupaten dan kota se Provinsi Gorontalo. Minggu pagi mereka kembali ke Jakarta. Dalam kunjungan ini, tiap duta besar melakukan penandatanganan Letter of Intent dengan Pejabat Gubernur Gorontalo Rudy ⁶Salahuddin.
Gobel mengatakan negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok sudah berinvestasi di Gorontalo. Karena itu ia berharap negara-negara Arab bisa berinvestasi juga di Gorontalo. "Saat ini Gorontalo sedang memacu pertumbuhan ekonomi untuk mengejar ketertinggalan," katanya. Selain itu, ia berharap akan ada pertukaran pelajar dan mahasiswa untuk saling belajar dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Saat ini Gorontalo menjadi provinsi termiskin nomor lima di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia Gorontalo juga nomor delapan dari bawah. Untuk mempercepat kemajuan, pada 2021 Gobel mencanangkan Visi 2051. Sehingga dalam 30 tahun Gorontalo bisa menjadi provinsi termakmur nomor lima di Indonesia. Untuk bisa mengejar kemajuan tersebut, Gobel membuat dua lokomotif ekonomi, yaitu Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan Halal. Investasi yang ditanamkan bernilai Rp 1,4 triliun dan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja.
Duta Besar Bahrain banyak bertanya tentang logistik, sedangkan Duta Besar Oman banyak bertanya tentang insentif investasi. Duta Besar Maroko lebih banyak berbicara tentang perdagangan. Sedangkan Duta Besar Yordania berbicara tentang pupuk.
Mereka terkesan dengan letak geografis Gorontalo yang memiliki jarak yang cukup dekat dengan negara-negara Asia Timur. Juga tertarik dengan beragam komoditas andalan Gorontalo seperti jagung, ikan tuna, kelapa, singkong, maupun kelapa.
Dalam sambutan yang mewakili seluruh duta besar, Duta Besar Maroko Ouadea Benabdellah mengaku terkesan dengan potensi yang ada di Gorontalo. “Kami akan membawa pengusaha dari Maroko ke Gorontalo dan akan membangun sister city dengan Gorontalo. Hubungan people to people akan lebih menguatkan hubungan kedua negara,” katanya.
Selain itu, mereka juga akan melakukan kerja sama di bidang pendidikan dan budaya. Karena itu, ia mengundang Gorontalo untuk berkunjung ke Maroko. Sebagai negara yang kuat dengan pariwisatanya, katanya, Maroko bisa berbagi pengalaman dalam membangun industri pariwisata. “Satu tahun lalu saya bertemu Pak Rachmat dan merencanakan kunjungan ini dan hari ini saya datang ke Gorontalo. Pak Rachmat sudah terkenal sangat dinamis,” katanya.
Dalam paparannya, pejabat gubernur dan kepala perwakilan Bank Indonesia menampilkan profil ekonomi berupa pertumbuhan ekonomi yang baik dan inflasi yang terjaga. Selain itu mereka menunjukkan potensi ekonomi Gorontalo khususnya di bidang pertanian, perikanan, dan pariwisata halal. Untuk pertanian, komoditas ekspor Gorontalo adalah jagung, kakao, dan kelapa. Selain itu mereka juga mengekspor briket dan arang batok kelapa. Gorontalo juga mengekspor hasil perikanan laut.