REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menekankan pentingnya sektor keuangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui pengembangan potensi produk unggulan lokal. Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada Sarasehan Pemantauan Implementasi Pengembangan Peternak Domba di Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2024).
“Caranya adalah mengembangkan produk basis ekonomi. Ekosistem dari produk tersebut harus dibangun secara solid dan kuat. Di Jawa Barat ini, produk unggulannya adalah domba. Ekosistem pengembangan domba ini harus dibangun solid," kata dia dalam keterangan tertulis, Ahad (24/11/2024).
Sarasehan tersebut merupakan bagian dari pilot project yang bertujuan untuk memantau kemajuan pengembangan usaha peternakan domba Garut. Program ini merupakan kolaborasi antara OJK, Bank BJB, DKPP Provinsi Jawa Barat, dan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI). Keberhasilan proyek ini, menurut Mahendra, dapat menjadi model yang bisa diterapkan di daerah lain yang memiliki produk unggulan serupa untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Kepala OJK Provinsi Jawa Barat, Imansyah mengungkapkan, hasil kajian potensi ekonomi daerah menunjukkan peternakan domba sebagai produk unggulan, dengan kontribusi mencapai 80 persen dari total produksi domba nasional. Oleh karena itu, OJK Provinsi Jawa Barat bersinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat pengembangan usaha ini. "Kami bekerja sama dengan Bank BJB, PT Agro, dan DKPP dalam mendukung pengembangan peternakan domba di Jawa Barat melalui program pembiayaan dan pendampingan," jelas Imansyah.
Sebanyak 10 peternak domba dari 5.000 peternak di Garut telah dipilih untuk menjadi bagian dari pilot project ini. Mereka diberikan pelatihan dalam pembudidayaan domba, perencanaan keuangan, dan kewirausahaan. Selain itu, peternak yang memenuhi standar kesiapan kandang juga berkesempatan mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penggemukan atau pembiakan domba.
Salah seorang peternak, Zilan Faliq, mengungkapkan bahwa program ini memberikan banyak manfaat bagi dirinya. “Kami mendapat pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan. Saat ini, saya sedang memperbaiki kandang agar memenuhi standar pembiayaan,” ujar Zilan.
Peternak lain, Imas, juga berbagi pengalaman positif. “Usaha ternak domba saya berkembang pesat dan menghasilkan pendapatan hingga Rp30 juta setiap panen. Program ini sangat membantu, karena saya tidak dilepas begitu saja. Ada pendampingan dari off taker yang memastikan semuanya berjalan dengan baik,” ungkap Imas.
Sesuai dengan timeline program, dua peternak sudah menerima fasilitas kredit sejak September 2024. Sementara itu, delapan peternak lainnya direncanakan untuk mendapatkan pembiayaan pada tahun 2025, tergantung pada kesiapan kandang mereka. Program ini diharapkan tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi daerah, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.