REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru memiliki peran besar dalam membentuk pribadi seorang murid. Karena itu, sangat ditekankan kepada guru untuk memperbaiki diri.
Dikisahkan, suatu Imam Syafi'i diajak masuk ke dalam kamar Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid untuk meminta izin kepadanya, sedangkan ketika itu beliau bersama Siraj si pembantu. Lalu Siraj mendudukan beliau di hadapan Abdus Shamad, pendidik putra-putri Harun Ar-Rasyid.
Siraj berkata kepada Imam Syafi'i, "Wahai Abdu Abdillah (Imam Syafi'i), mereka adalah putra-putra Amirul Mukminin dan ini adalah pendidik mereka, seandainya saja anda mau berwasiat kepada mereka."
Imam Syafi'i menghadap kepada mereka dan berkata, "Hendaknya kamu memperbaiki diri kamu sendiri terlebih dahulu, sebelum memperbaiki putra-putri Amirul Mukminin. Sebab, mata mereka selalu terikat dengan matamu. Sehingga, kebaikan menurut mereka adalah apa yang kamu anggap baik dan keburukan menurut mereka adalah apa yang kamu benci."
Imam Syafi'i melanjutkan, "Ajarkanlah kepada mereka Kitabullah dan jangan kamu buat mereka membencinya, sehingga mereka akan bosan dengannya. Jangan kamu buat mereka meninggalkanya sehingga mereka akan menghindarinya. Kemudian, riwayatkanlah untuk mereka syair yang paling lembut dan hadis yang paling mulia serta jangan memalingkan mereka dari ilmu sampai mereka memahaminya. Sebab, banyaknya ucapan yang masuk ke pendengaran dapat menyesatkan pemahaman."