Senin 25 Nov 2024 14:39 WIB

Mutiara Hikmah Taj al-Salatin

Kitab karya Bukhari al-Jauhari ini mengandung banyak nasihat untuk pemimpin.

Kitab Taj as-Salatin
Foto: dok wiki
Kitab Taj as-Salatin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taj al-Salatin merupakan kitab karangan Bukhari al-Jauhari yang terbit pada 1603 di Aceh Darussalam. Buku tersebut membicarakan masalah etika, politik, dan pemerintahan yang ideal menurut ajaran Islam.

Guru besar sastra Universitas Paramadina Prof Abdul Hadi WM dalam Cakrawala Budaya Islam menjelaskan, pengarang kitab itu sesuai namanya diduga berasal dari Bukhara, Asia Tengah. Pada akhir abad ke-16, al-Jauhari sempat bermukim di Johor, Semenanjung Malaya. Penguasaannya atas kesusastraan Arab dan Persia tampak jelas dari kandungan karyanya itu.

Baca Juga

Kriteria pemimpin

Abdul Hadi mengatakan, sebagai sebuah teks kesusastraan Taj al-Salatin tergolong dalam genre adab. Karya Bukhari al-Jauhari itu berlaku sebagai kitab pedoman pemerintahan berdasarkan etika Islam. Judul Taj al-Salatin pun secara harifiah berarti 'mahkota raja-raja.'

Menurut al-Jauhari, seorang raja atau pemimpin mesti memenuhi sejumlah sifat. Di antaranya adalah memiliki ingatan yang kuat (al-hifdhu), pemahaman yang benar (al-fahmu), ketajaman pikiran (al-fikr), menghendaki kemakmuran rakyat (al-iradat), serta menerangi negeri dengan cinta dan kasih sayang (an-nur).

Di samping itu, seorang kepala pemerintahan harus pengampun, cermat, serta bertindak atas dasar musyawarah dan mufakat. Kebijakannya pun tak boleh bertentangan dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Kesementaraan

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement