REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei berpendapat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus menghadapi hukuman mati. Netanyahu mesti divonis mati karena kejahatannya di Gaza dan Lebanon.
Ayatollah Khamenei menyampaikan pernyataan ini saat berpidato dalam pertemuan dengan anggota Basij di Imam Khomeini Hussainia di pusat kota Teheran pada Senin (25/11/2024).
Menurut Khamenei, apa yang dilakukan rezim Zionis di Gaza dan Lebanon bukanlah sebuah kemenangan, melainkan kejahatan perang. Karena itu kata ia bahwa surat perintah penangkapan seperti dilayangkan oleh ICC (Pengadilan Kejahatan Internasional) saja tidak cukup.
"Saat ini, Front Perlawanan akan lebih diperluas di masa mendatang," katanya.
"Basij memiliki keberanian, inisiatif, tindakan cepat dalam bekerja, dan visi yang luas. Ia mengetahui musuh, dan peka terhadap berbagai perkembangan," katanya menambahkan.
Khamenei berpendapat, semua warga tidak boleh mengabaikan kekuatan tekad dan pengambilan keputusan, tetapi justru menghargai dan memperkuatnya. "Tidak ada jalan buntu bagi mazhab pemikiran Basiji," tegasnya.
"Basiji memiliki tujuan dan alasan serta tidak takut mati," kata Pemimpin Tertinggi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan lembaganya menghormati putusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) soal surat perintah penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Mereka juga meminta negara-negara anggotanya menjalankan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional.