BANDUNG--Ekspresi lukisan merupakan ekstrak dari pikiran atas keresahan jiwa yang menyelimuti senimannya. Pada saat itu keputusan interpretasi visual yang terwujud menjadi curahan yang mewakili batinnya, sebagai puncak dari dialog diri yang panjang. Proses pergolakan jiwa pada akhirnya harus mencapai solusi, sehinga terpecahkan menjadi sebuah makna.
Seperti halnya pameran ‘Titik Hening Ekspresi Dikala Sepi’ karya Dede Priana atau Dede Comex merupakan peristiwa kebatinan yang rindu curahan estetik pada saat dialog dirinya dengan alam dan Tuhannya.
Kurator pameran, Supriatna (Prie) mengatakan gejolak rasa estetik yang dirasakan Dede adalah desakan batin yang menjadi pikirannya, memaksanya untuk mengelola visual dengan cara-cara naluriah, dengan menggunakan teknik spontan, serta memunculkan objek yang disimbolkan, mengatur komposisi, memilih media serta konsisten dengan gayanya. Terwujudlah point of interest berupa cipratan spontanitas alami yang memunculkan pesan-pesan.
“Ekspresi lukisan Dede secara kasat mata tergolong kategori ekspresif non objek. Apa yang diwujudkannya merupakan kejujuran hati tanpa harus menghadirkan sesuatu tiruan yang dianggapnya cenderung tehnikal, sehingga menghambat gagasan yang tiba tiba muncul. Pada intinya apa yang menjadi puncak kegelisahan estetiknya, secara spontan harus terluapkan.
“Tarikan sapuan kuas, cipratan warna di atas kanvas merupakan kesatuan aksi dari perwujudan rasa estetik. Bagi Dede, peranan intuisi menjadi penting, bagaimana ajakan hati untuk menggerakan arah kuas, mengulang sapuan serta menguasai bidang berdasarkan dorongan dari dalam, dan kontrol estetiklah pada akhirnya yang memutuskan untuk merubah atau menghentikannya,” ujar Prie.
Sementara Dede Comex memaparkan bagaimana ide lukisannya hadir. Suatu hari di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, di masa pandemi covid-19 di adakan test Swab dari 200 karyawan ISBI hanya dua orang yang dinyatakan positif salah satunya saya. Maka serta merta mulai keesokan harinya saya menjalankan karantina selama 14 hari di sebuah studio yang memang saya miliki sebagai seorang fotografer, dari situlah dimualai proses karya ini.
“14 hari diasingkan menjadikan saya berpikir keras apa yang harus saya lakukan selain minum obat dan menjaga kesehatan, Maka saya membeli beberapa kanvas dan alat-alat melukis, maka jadilah karya yang sekarang bapak dan ibu lihat. Emosi dan keinginan, hasrat dan harapan semua ada dalam karya karya saya.” ujar Dede saat hadir pada pamerannya di Galeri Lorong Senja, Jl Cijagra, Buahbatu, Kota Bandung, Senin (24/11/2024).
Pameran Dede Comex ‘Titik Hening, Ekspresi Dikala Sepi’ berlangsung dari tanggal 24 November hingga 25 Desember 2024.***(Edi Yusuf)