REPUBLIKA.CO.ID, Dunia Islam mencatat nama dua ulama besar yang memiliki kontribusi luar biasa dalam khazanah keilmuan Islam, yaitu Ibnu al-Jauzi (w. 597 H) dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H). Keduanya dikenal melalui karya-karya monumental yang menjadi rujukan utama dalam berbagai disiplin ilmu agama. Berikut dua profil sosok ulama tersebut dikutip dari Hanif Luthfi Lc dalam bukunya Nama-Nama Ulama Serupa tapi tak Sama.
Ibnu al-Jauzi (w.597 H)
Sejarah keilmuan Islam mencatat nama besar Jamaluddin Abu al-Faraj Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Abdullah al-Jauzi al-Hanbali al-Asy'ari. Lahir pada tahun 510 H di Baghdad, beliau dikenal sebagai seorang ulama besar dalam berbagai bidang keilmuan, termasuk tafsir, sejarah, dan hadis.
Ibnu al-Jauzi mendapatkan pendidikan dari sejumlah guru terkemuka, di antaranya adalah Al-Qadhi Abu Bakar al-Anshari dan Abu Bakar al-Mazrafi. Dedikasi beliau dalam menuntut ilmu melahirkan banyak murid berpengaruh, seperti Abdul Ghani bin Abdul Wahid al-Jama'ily, Ibnu Qudamah al-Maqdisi, dan Abdul Halim bin Muhammad bin Abu al-Qasim.
Nama al-Jauzi yang melekat pada dirinya konon berasal dari pohon kenari yang hanya ada satu di rumah keluarganya di Baghdad. Keunikan ini kemudian menjadi penanda yang membedakan beliau dari tokoh-tokoh lainnya.
Ibnu al-Jauzi merupakan salah satu ulama produktif dalam sejarah Islam, dengan puluhan karya yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Beberapa kitab terkenal yang ditulisnya antara lain:
Zadul masir fi Ilmi at-Tafsir, Shaidu al-Khathir, al- Muntadzam fi Tawarikh al-Umam, Talbis Iblis, Akhbar al-Hamqa, Nawasikhul Qur'an, Daf'u Syibhi at-Tasybih, al-Maudhu'at min al-Ahadits al- Marfu'ah, Shafwat al-Shafwat, at-Tadzkirah, fi al- Wa'dzi, Bustanu al-Wa'idzin.
Ibnu al-Jauzi wafat pada tahun 597 H, meninggalkan warisan ilmu yang luar biasa. Karya-karya beliau hingga kini menjadi rujukan penting bagi para ulama, peneliti, dan umat Islam di seluruh dunia.