Jumat 29 Nov 2024 10:00 WIB

Wamenag: Moderasi Beragama Bagian dari Asta Cita Presiden

Moderasi beragama menguatkan masyarakat untuk cinta Tanah Air.

Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii.
Foto: dok kemenag
Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Menteri Agama Romo H.R Muhammad Syafi’i menyatakan toleransi dan moderasi beragama, merupakan bagian dari program asta cita Presiden Prabowo Subianto.

"Asta cita Presiden Prabowo, salah satunya tentang toleransi dan moderasi beragama, yang tertuang dalam poin ke-8 yakni memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur," katanya di Palu Kamis.

Baca Juga

Penegasan itu disampaikan Wamenag saat memberikan arahan kepada aparatur sipil negara (ASN) Lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah.

“Ini merupakan program unggulan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Program ini melawan lupa, bukan sesuatu yang baru, Kita sudah lama sukses dalam melaksanakan toleransi dan moderasi beragama,” katanya menegaskan.

Dia menjelaskan moderasi beragama yang menjadi program prioritas Kementerian Agama harus dijaga untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Karena persatuan dan kesatuan lebih mahal dari sumber daya apapun. "Kuncinya adalah peran tokoh agama di Kementerian Agama," ujarnya.

Romo mengingatkan, cara memperkuat toleransi dan moderasi beragama, adalah dengan mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan benar. Dekat dengan agama dan taat kepada agama masing-masing. "Pada tataran praktisnya, kata dia, agama apapun tetangga kita, kita tetap berbuat baik," ujarnya.

Menurutnya, jika umat melaksanakan agamanya, pasti dapat bermoderasi, pasti bertoleransi. Sehingga ia menyerukan kepada ASN Kemenag, agar mengamalkan agama dengan benar.

Ia bahkan memastikan jika ada pemuka agama apapun yang mengajarkan untuk tidak tidak saling bertoleransi, tidak saling tolong menolong, tidak membantu, hanya karena agamanya berbeda, patut dicurigai agenda dari pemuka agamanya. Karena pasti agamanya tidak mengajarkan seperti itu. Karena moderasi dan toleransi menjaga persatuan dan kesatuan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement