REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Pengunjuk rasa pro-Palestina pada Kamis (28/11) melakukan aksi protes di depan kantor Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan di London, Inggris. Mereka menyerukan penghentian segera ekspor senjata ke Israel.
Sebagai bentuk solidaritas kepada rakyat Palestina, sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor Kemenlu Inggris, sambil membawa bendera Palestina. Mereka memblokir pintu masuk dan meneriakkan slogan yang menuntut pemerintah menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
Dalam aksi demo yang dikawal ketat polisi itu, para pemrotes mendesak pemerintah Inggris untuk tidak lagi terlibat dalam genosida di Jalur Gaza. Selain di Kemenlu, kelompok pro Palestina lainnya menggelar aksi serupa di depan Kementerian Bisnis dan Perdagangan Inggris guna memprotes ekspor senjata ke Israel. Setidaknya dua orang ditahan ketika kelompok pemrotes tersebut mulai melaksanakan pawai aksi protes.
Salah seorang pengunjuk rasa, Micha, mengatakan kepada Anadolu bahwa dia menuduh pemerintah turut andil dalam pelanggaran hukum internasional di Jalur Gaza. "Kami mengatakan cukup sudah," ujarnya.
Dia menambahkan, "Kami menuntut embargo senjata total. Tidak ada lagi bisnis seperti biasa." Sementara itu, seorang demonstran Yahudi, mengungkapkan bahwa genosida yang berlangsung dilakukan atas nama leluhurnya. Dia mengatakan bahwa satu anak dibunuh di Gaza per 10 detik.
Dia menekankan bahwa setiap senjata yang dimuat ke kapal dan pesawat harus dihentikan. "Sebagai seorang Yahudi dan keturunan penyintas Holokaus, "Saya sangat menjunjung tinggi kalimat tidak akan pernah lagi, tidak akan pernah lagi," tambahnya.