Jumat 29 Nov 2024 18:10 WIB

Ini Bantahan Pengamat Soal Kuatnya Pengaruh Jokowi di Pilkada

Dukungan dari Jokowi disebut mulai tak relevan.

Rep: Fitriyan Zamzami/Erik Purnama Putra/Noor Alfian Choir/ Red: Fitriyan Zamzami
Cawagub Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kala kampanye akbar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).
Foto: Antara
Cawagub Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kala kampanye akbar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dukungan mantan presiden Joko Widodo disebut sejumlah pihak signifikan mendongkrak perolehan suara pasangan calon pada Pilkada Serentak 2024. Benarkah demikian?

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan tak sepakat dengan analisis tersebut. Ia menjelaskan bahwa dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap calon-calon yang merupakan kader Gerindra, partai yang ia pimpin, lebih berpengaruh terhadap hasil pilkada.

Baca Juga

“Silakan periksa pilkada yang ada calon kader Gerindra-nya. Kebanyakan menang semua,” ujarnya saat mengunjungi kantor Republika, Jumat (29/11/2024). Ampuhnya dukungan Prabowo, menurut dia bahkan bisa membalikkan hasil survei sebelum pilkada.

Ia mencontohkan yang terjadi di Pilkada Banten. Merujuk survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 27 Juli - 4 Agustus 2024, cagub Airin Rachmi jauh memimpin dengan 77 persen dibanding lawannya Andra Soni yang hanya mendapatkan 12,7 persen. “Ini bukan bumi dan langit lagi, tapi langit dan dasar sumur,” ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu berkelakar.

Namun karena Andra Soni merupakan kader Gerindra, sokongan yang dilayangkan Prabowo mutlak dan akhirnya membalikkan hasil survei tersebut. Lembaga survei politik Charta Politika Indonesia dan Kedai Kopi merilis masing-masing pasangan 02 mendapat perolehan 57,52 persen, dan pasangan 01 dengan perolehan 42,48 persen dengan data masuk 99,99 persen.

Fenomena serupa terjadi di Pilgub Sulawesi Utara (Sulut). Paslon Yulius Selvanus yang merupakan kader Gerindra dan pasangannya Victor Mailangkay mendapatkan 36,48 persen suara merujuk hitung cepat Charta Politika, yang tertinggi di antara tiga paslon. Padahal, sebelum pilkada, Yulius Selvanus sempat disigi hanya bakal mendapat elektabilitas 4,2 persen.

Di Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan daftar pemilih tetap (DPT) tertinggi, calon gubernur (cagub) Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh. Lembaga survei Indikator Politik menempatkan Kang Dedy yang merupakan kader Partai Gerindra meraih suara di kisaran 61,01 persen. Adapun paslon yang diusung PDIP Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja hanya mendapatkan suara 9,86 persen berdasarkan hasil hitung cepat.

Fenomena ini juga ketara di Jawa Tengah yang selama ini identik sebagai kandang banteng. Kader Partai Gerindra lagi-lagi berjaya. Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen unggul telak atas paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) untuk Pilgub Jateng 2024, mencatat Luthfi-Taj Yasin unggul di angka 59,09. Luthfi merupakan kader Partai Gerindra. “Bisa lain ceritanya kalau Ahmad Luthfi bukan kader Gerindra,” kata Adi Prayitno. 

Di Sumatra Utara (Sumut), kader Gerindra juga berjaya. Sumut adalah provinsi di luar Jawa dengan suara terbesar. Bobby Nasution-Surya unggul dengan meraih 62,79 persen suara berdasarkan hitung cepat Indikator. Bobby adalah kader Partai Gerindra yang sebelumnya berasal dari PDIP kala maju Pilwalkot Medan 2020. Sedangkan paslon yang diusung PDIP, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala harus menerima suara 37,21 persen.

Cagub yang diusung Partai Gerindra juga unggul telak di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Paslon Andi S Sulaiman-Fatmawati R meraup 76,10 persen menurut hitung cepat Indikator. Sedangkan paslon yang diusung PDIP Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad hanya mengumpulkan 23,90 persen suara.

Di NTB, paslon yang diusung Partai Gerindra, Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri juga unggul dalam hitung cepat KedaiKopi dengan memperoleh suara 41,87 persen. Paslon tersebut mengalahkan paslon kuat Zulkieflimansyah-Moh Suhaili Fadil Tohir yang memeroleh 30,45 persen suara.

Kader Partai Gerindra juga masih menang di sejumlah pilgub, seperti Aceh dan Sumatra Barat yang berpasangan dengan PKS. Dalam catatan Republika di sejumlah provinsi lain, kader Gerindra sangat berjaya. 

Sementara di tingkat pilkada kota, Gerindra juga mematahkan dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Depok merujuk hitung cepat. Hitung cepat lembaga Indikator Politik Indonesia dan Voxpol mendapati pasangan calon nomor urut 2 Supian Suri-Chandra Rahmansyah unggul atas Imam Budi Hartono-Ririn Farabi Arafiq. Supian Suri mendaftar sebagai kader Gerindra pada Mei lalu dan mendapat restu Prabowo untuk maju di Depok.

Tak signifikannya pengaruh Jokowi, menurut Adi Prasetyo, juga tergambar di Pilkada DKI. Pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang secara terbuka telah mendapat dukungan dari Joko Widodo, sejauh ini kalah perolehan suaranya dibandingkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam berbagai hitung cepat. 

“Ini karena Prabowo tak sepenuhnya mendukung RK-Suswono yang bukan kader Gerindra,” ujarnya. “Jadi bisa dikatakan, Jokowi saat ini sudah tak relevan,” ia menambahkan.

Jokowi klaim ditelepon kepala daerah...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement