Sabtu 30 Nov 2024 06:00 WIB

Golput Jakarta Tinggi, Dharma Pongrekun: Sebagian Besar Pendukung Kami

Dhama sebut banyak pendukungnya yang tidak mendapat undangan mencoblos.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana Abyoto (kanan)
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Dharma Pongrekun (kiri) dan Kun Wardana Abyoto (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun menilai salah satu faktor kekalahannya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta adalah karena angka golongan putih (golput) yang tinggi. Tingginya angka golput itu dinilai sebagai sesuatu yang telah diatur.

Dharma mengatakan, angka golput di Pilgub Jakarta 2024 mencapai 46,95 persen, menjadi yang tertinggi dalam sejarah pemilihan di Jakarta. Artinya, hampir setengah dari jumlah pemilih tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Jakarta.

Baca Juga

"Apakah memang yang tidak antusias memilih sampai begitu banyak? Ternyata saat ditelusuri kenyataannya sangatlah mengejutkan," kata dia di Bale Gotong Royong, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2024).

Menurut dia, terdapat temuan bahwa banyak pendukung dari pasangan Dharma-Kun Wardana yang tidak mendapatkan undangan untuk mencoblos di Pilgub Jakarta. Alhasil, suara untuk pasangan Dharma-Kun tidak bisa optimal.

"Jadi yang pertama, yang golput itu sebenarnya adalah sebagian besar dari pendukung Dharma-Kun," ujar dia.

Dharma mengatakan, banyak pendukungnya yang melaporkan bahwa mereka tidak dapat undangan untuk melakukan pencoblosan. Padahal, para pendukung Dharma-Kun sangat ingin mencoblos di Pilgub Jakarta.

"Pendukung Dharma-Kun mau memilih, tapi banyak sekali yang tidak diundang dan mereka melaporkan kepada saya," kata dia.

Ia meyakinkan, apabila seluruh pendukungnya mendapatkan undangan untuk mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS), bukan tidak mungkin Dharma-Kun dapat menang di Pilgub Jakarta. Namun, menurut dia, para pendukungnya itu tak bisa mencoblos karena tidak mendapatkan undangan.

Dharma mengakui, warga Jakarta memang bisa tetap melakukan pencoblosan hanya dengan menunjukkan KTP elektronik. Namun, untuk melakukan hal itu, warga harus berdebat terlebih dahulu dengan petugas di TPS, sehingga banyak orang yang memilih tidak menggunakan hak suaranya.

Diketahui, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga, pasangan Dharma-Kun hanya berhasil meraih sekitar 10 persen suara di Pilgub Jakarta. Meski terbilang rendah, perolehan itu dianggap cukup tinggi, mengingat elektabilitas pasangan calon (paslon) dari jalur independen itu hanya sekitar 4-5 persen sebelum hari pemungutan suara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement