Ahad 01 Dec 2024 22:32 WIB

Wamen Imipas: Golden Visa Dirancang Tarik Investor Bernilai Tinggi

Golden Visa dirancang dengan cermat melalui perbandingan praktik terbaik global.

Seorang pemohon paspor mengambil paspornya di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Non TPI Jakarta Barat, Jakarta, Senin (24/6/2024). Golden visa dibuat untuk menarik investasi.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Seorang pemohon paspor mengambil paspornya di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Non TPI Jakarta Barat, Jakarta, Senin (24/6/2024). Golden visa dibuat untuk menarik investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) RI Silmy Karim mengatakan kebijakan Golden Visa dirancang secara strategis untuk menarik investor asing bernilai tinggi dan talenta global ke Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tanah air. Dalam 18th Global Citizenship Conference Agenda di Singapura, Jumat (29/11/2024), ia menyatakan bahwa Golden Visa kian menarik perhatian internasional, dengan potensi Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia dalam beberapa tahun mendatang.

"Dalam proses perumusannya, kami mengidentifikasi kebutuhan untuk menjadikan Indonesia lebih kompetitif dalam lanskap investasi global sambil menciptakan manfaat nyata bagi perekonomian lokal," kata Silmy dalam kesempatan tersebut seperti dikonfirmasi di Jakarta, Ahad (1/12/2024).

Baca Juga

Silmy menjelaskan bahwa pihaknya memiliki visi yang bersifat dua arah, yakni menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama investasi asing dengan menyederhanakan persyaratan izin tinggal dan memastikan bahwa investasi yang masuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya di sektor-sektor seperti teknologi, pariwisata, serta energi terbarukan.

Untuk itu, kata dia, Golden Visa dirancang dengan cermat melalui perbandingan praktik terbaik (best practices) global dan penyesuaian untuk selaras dengan kebutuhan ekonomi unik Indonesia serta tujuan pembangunan nasional.

Dia menuturkan program tersebut sejalan dengan visi Indonesia untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dengan mendorong penciptaan lapangan kerja, transfer pengetahuan dan keterampilan melalui kehadiran talenta global, hingga pengembangan infrastruktur.

Menurut dia, Indonesia menunjukkan prospek makroekonomi yang kuat dengan pertumbuhan sekitar 5 persen per tahun, sehingga diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-13 di dunia pada 2030 dan kelima pada 2045.

Sektor utama seperti properti, teknologi informasi, dan jasa keuangan tumbuh pesat dengan dukungan stabilitas moneter, infrastruktur senilai sekitar Rp 710 triliun, serta fokus pada ekonomi hijau.

Sementara itu, lanjut Silmy, ketahanan ekonomi Indonesia terlihat dari kemampuannya mengatasi krisis global dan memanfaatkan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi digital untuk pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement