REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lazismu menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 pada 29 November hingga 1 Desember 2024 di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPP MPV) Seni dan Budaya, Kabupaten Sleman, DIY. Pada Rakernas 2025 ini, Lazismu menyusun peta jalan atau rencana strategis untuk menyambut program lima tahun ke depan yakni 2025-2030.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais mengatakan, rekomendasi Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan bagian dari rujukan Lazismu dalam menjawab agenda pembangunan global. Sebab, kontribusi lembaga amil zakat terhadap fundamental ekonomi memberikan dampak yang berarti., terutama dalam agenda pembangunan manusia di Indonesia yang juga dipengaruhi oleh ekonomi global.
Problem kemiskinan dan ketimpangan, katanya, masih ada di depan mata, dan Indonesia turut berkepentingan dengan agenda itu untuk capaian 2030. Untuk itu, merujuk pada dokumen peta jalan rencana strategis Lazismu, pencapaian MDGs dan pencapaian M-SDGs yang menjadi dua fokus utama.
Rakernas tersebut mengangkat tema ‘Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial dan Capaian SDGs’. Kegiatan ini dilaksanakan saat kepemimpinan Prabowo-Gibran baru saja memulai periodesasinya secara resmi pada 20 Oktober 2024 dengan mengusung visi misi Asta Cita dalam arah kebijakannya.
Salah satunya yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Program prioritas Kabinet Merah Putih, katanya, tercantum agenda pemberantasan kemiskinan dengan target penurunan kemiskinan ekstrim menuju nol persen yang dilakukan sesegera mungkin dalam dua tahun pertama pemerintahan, dan untuk kemiskinan relatif ditargetkan di bawah enam persen pada akhir 2029.
Untuk itu, Lazismu juga akan memperrtimbangkan salah satu program Asta Cita tentang peningkatan gizi masyarakat. Lazismu sebelumnya juga telah mengimplementasikannya dalam program stunting, dan ke depannya pada tahun 2025 program ini akan diselaraskan dengan tujuan program dalam Asta Cita.
“Diharapkan dapat dilakukan pembahasan atas perkembangan Lazismu (di Rakernas), baik dari aspek capaian, maupun pembahasan program strategis nasional yang memerlukan sinergi lebih lanjut dalam koordinasinya,” kata Rais saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakernas Lazismu 2025.
Rais menuturkan, ada enam pilar program unggulan Lazismu yang selama ini telah dilakukan dan diwujudkan dalam bentuk Beasiswa Sang Surya dan Mentari, Save Our School (SOS), Bakti Guru, Pemberdayaan UMKM, Indonesia Siaga, lingkungan dan sosial dakwah. Seluruh program tersebut menyasar penerima manfaat seperti mualaf, penyandang disabilitas, hingga lansia.
Selain itu, juga ada program lain yang didesain dengan pendekatan partisipatoris yakni Kampung Berkemajuan. Program ini merupakan sebuah inovasi sosial yang melibatkan masyarakat, dan diagendakan tahun 2025 dapat dilaksanakan di lima provinsi di Indonesia.
Terkait dengan aspek penghimpunan secara nasional, Rais mengatakan total penghimpunan dana ZISKA mencapai Rp 508.794.819.020. Secara kinerja penghimpunan menunjukkan tren yang beragam dengan peningkatan signifikan pada zakat dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL), namun penurunan pada infak/sedekah dan CSR.
Di sisi lain, katanya, jumlah muzaki individu dan institusi meningkat tajam, dimana menandakan adanya kepercayaan publik yang semakin baik. Sementara itu, total penyaluran dana ZISKA Lazismu secara nasional pada 2024 mencapai Rp 348.219.384.879.
“Ini terdiri dari total penyaluran dana zakat sebesar Rp 139.960.318.837, total penyaluran dana infaq sebesar Rp 78.246.226.512, total penyaluran dana CSR sebesar Rp 172.589.868, dan total penyaluran DSKL sebesar Rp 93.652.275.178,” ungkap Rais.
Adapun pendistribusian dan pendayagunaan tersebut dari urutan paling tinggi sampai yang terendah berdasarkan pilar yaitu pilar sosial-dakwah 60,1 persen, pendidikan 18,1 persen, kemanusiaan 14,6 persen, kesehatan 4,7 persen, ekonomi 2,0 persen, dan yang terakhir pada pilar lingkungan 0,4 persen.
Dikatakan Rais, tahun 2025 merupakan momentum bagi Lazismu untuk mengakselerasi enam pilar program-programnya dan pemerataan kanal digital yang diikuti dengan pemerataan penggunaan sistem digital, akselerasi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui enam pilar Lazismu, dan penajaman prioritas pencapaian indikator kinerja layanan Lazismu dalam mengakselerasi pembangunan di tingkat provinsi atau kabupaten.
Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan, Lazismu konsisten dengan isu SDGs sejak 2016 hingga 2024. Artinya, sudah sekitar tujuh tahun Lazismu bergelut dengan SDGs, dan menurutnya hal ini merupakan cara mengkomunikasikan isu internasional agar program Lazismu memiliki makna.
“Bagaimana mengkomunikasikan program-programnya dan merumuskannya, sehingga selaras dengan SDGs yang dikenal masyarakat dunia,” kata Hilman.
Hilman menegaskan, dengan bingkai program yang sudah ada proyeksinya dan capaian, program-program yang akan dijalankan bisa dirumuskan. “Alhamdulillah,, pada 2022 Lazismu menjadi lembaga amil zakat nasional terbaik SDGs menurut Bappenas. Itu bukan kerja instan, tapi kerja yang cukup panjang, tidak setahun atau dua tahun,” jelasnya.
Bahkan, Hilman menyebut dampak kontribusi yang telah dilakukan Lazismu kedepannya harus bisa dihitung. Baik itu beasiswa, bantuan-bantuan sosial, bantuan kemanusiaan, bantuan gizi, dan berbagai kontribusi lainnya.
“Lazismu tidak ingin datang dengan suatu program lalu pergi, tapi bagaimana nilai manfaatnya dapat dirasakan secara luas,” kata Hilman.
Rakernas Lazismu 2025 ini diikuti Lazismu wilayah di seluruh Indonesia. Acara pembukaannya juga dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto, termasuk majelis, lembaga dan ortom Muhammadiyah, serta mitra kolaborasi Lazismu.