REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para Mursyid tarekat dan Pengurus Idarah Wustho JATMAN (Jamíyyah Ahli Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah) yang tergabung Forum Mursyidin Indonesia (FMI) menggelar pertemuan penting di Kampus Unwahas, Sabtu (16/11/2024).
Pertemuan untuk membahas tentang kepengurusan JATMAN. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lalu membekukan organisasi yang dipimpin Habib Luthfi Ali bin Yahya tersebut.
Ketua FMI Prof KH Abdul Hadi Muthohar menjelaskan, para mursyid tarekat dari berbagai daerah tersebut berkumpul di Unwahas karena ingin ada pembenahan organisasi sebagai Badan Otonom (Banom) PBNU. Pada awalnya, menurut dia, para kiai dan mursyid tarekat tersebut merasa prihatin dengan keadaan organisasi JATMAN. Karena, Habib Luthfi sebagai Rais Aam JATMAN ternyata sudah demisioner.
"Jadi latar belakangnya ini karena kita ingin adanya pembenahan organisasi, agar JATMAN ini kembali ke khittahnya sebagai Banom NU," ujar Kiai Abdul Hadi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (1/12/2024).
Menurut dia, desakan untuk segera menyelenggarakan Muktamar JATMAN muncul karena melihat adanya ketidakcocokan antara keberlangsungan JATMAN dengan peraturan-peraturan yang ada, seperti AD/ART. "Kalau AD-ARTnya kan cuma lima tahun sekali," ucap dia.
Sementara, kepengurusan JAMTAN masa khidmah 2018-2023 yang dipimpin Habib Luthfi sudah berakhir. Karena itu, pihaknya Ingin menyelaraskan kembali antara JATMAN dengan PBNU.