Ahad 01 Dec 2024 19:31 WIB

Hasto Ingatkan Polisi Teladani Jenderal Hoegeng, Bukan Parcok

PDIP menilai ada oknum kepolisian yang terlibat dalam kepentingan Pilkada 2024.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) bersama jajaran pengurus menyampaikan keterangan pers terkait Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Ahad (1/12/2024). Dalam kesempatan tersebut,Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan dan mengklaim PDIP berhasil menang di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota dalam kontestasi Pilkada 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) bersama jajaran pengurus menyampaikan keterangan pers terkait Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Ahad (1/12/2024). Dalam kesempatan tersebut,Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan dan mengklaim PDIP berhasil menang di 14 provinsi dan 247 kabupaten/kota dalam kontestasi Pilkada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta aparat kepolisian untuk meneladani Jenderal Polisi Purn. Hoegeng Iman Santoso, sosok Kapolri yang diyakini berintegritas tinggi semasa mengabdi. Hasto mengatakan hal tersebut karena menilai adanya oknum kepolisian yang terlibat dalam kepentingan politik, terutama pada Pilkada 2024.

"Ini ada tampilan bagaimana Jenderal Hoegeng yang menjadi panutan. Beliau bukan politisi, beliau polisi Merah Putih, bukan parcok (partai cokelat),” kata Hasto saat konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Ahad (1/12/2024).

Baca Juga

Hasto menduga telah terjadi fenomena partai cokelat atau parcok, sebuah istilah yang diasosiasikan dengan ketidaknetralan aparat kepolisian. Menurut Hasto, Polri seharusnya mengabdi kepada Merah Putih dan loyal kepada Presiden RI Prabowo Subianto.

Polisi tidak terlibat dengan kepentingan politik mana pun, tetapi hanya mendedikasikan diri untuk bangsa dan negara. "Oleh karena itulah, kami mengajak seluruh anggota Polri, mari jaga spirit Polri Merah Putih. Kita jaga seluruh keteladanan yang diberikan, seluruh kepercayaan rakyat, mandat rakyat di dalam menegakkan keadilan dan ketertiban hukum,” tuturnya.

Selain itu, Hasto juga mengutarakan bahwa urgensi memperbaiki demokrasi sebelum bangsa menjadi terpecah belah. Ia mengingatkan akan sulit bagi Indonesia untuk memperbaiki demokrasi jika sistem bernegara dihancurkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Maka, mari kita jaga kemerdekaan kita, kedaulatan kita, keberanian kita untuk berbicara sehingga Republik Indonesia yang dipertaruhkan dengan susah payah oleh pendiri republik dapat tegak kokoh berdiri," ajak Hasto kepada semua pihak.

Menurut Hasto, suatu negara tanpa sistem hukum dan demokrasinya dimanipulasi bagaikan tubuh tanpa tulang karena semua elemen negara menjadi tidak berdaya. "Di tengah-tengah berbagai persoalan tersebut, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada seluruh civil society (masyarakat sipil), kepada seluruh kaum pergerakan prodemokrasi yang masih menjaga akal sehat, berani menegakkan kebenaran di dalam menjaga Bumi Pertiwi ini," katanya pula.

Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Hanteru Sitorus menambahkan bahwa Polri memiliki tribrata dan caturprasetya yang harus dipegang teguh oleh setiap anggota kepolisian. "Harusnya Polri mengayomi, melindungi, dan menjaga masyarakat," kata dia dalam kesempatan yang sama.

photo
Saat Polisi Tembak Polisi - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement