Senin 02 Dec 2024 09:59 WIB

Warga Israel Kebisingan, Ben Gvir Perintahkan Polisi Larang Adzan Pakai Pengeras Suara

Ben Gvir telah berulang kali larang adzan

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Menteri Israel Itamar ben Gvir menerabas Masjid al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024).
Foto: twitter/x
Menteri Israel Itamar ben Gvir menerabas Masjid al-Aqsa pada Selasa (13/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir telah menginstruksikan polisi untuk menyita pengeras suara dari masjid-masjid dan mendenda mereka atas kebisingan yang ditimbulkan sebagai upaya untuk menghentikan rumah-rumah ibadah umat Islam menyiarkan adzan.

Anggota parlemen dan aktivis sayap kanan telah mempelopori upaya untuk meredam pengeras suara masjid selama bertahun-tahun.

Baca Juga

Penduduk Yahudi di Yerusalem Timur dan daerah lain di Israel telah lama mengeluhkan apa yang mereka katakan sebagai suara yang berlebihan yang berasal dari masjid, yang di antara masalah lainnya adalah membangunkan mereka di tengah malam.

Para muazin menggunakan pengeras suara di masjid-masjid untuk mengumandangkan seruan kepada umat Islam untuk datang dan sholat lima waktu, termasuk sholat Subuh, dikutip dari laman Times of Israel, Senin (2/12).

"Undang-undang memberikan opsi untuk menyita sistem audio (di masjid). Ini adalah alat yang efektif untuk pencegahan. Saat kita menggunakan alat ini, hal ini akan bergema di seluruh sektor (Muslim). Pada akhirnya, kita harus mendapatkan hasil di lapangan,” tulis Ben Gvir kepada para komandan polisi dalam sebuah surat yang diterbitkan pada hari Sabtu malam, dan menambahkan bahwa ia akan bekerja untuk mengajukan RUU yang pada akhirnya akan meningkatkan denda bagi masjid yang membuat kebisingan.

Para walikota di kota-kota Arab mengatakan kepada Channel 12 bahwa mereka melihat langkah ini sebagai “provokasi baru dari Ben Gvir” terhadap komunitas Arab dan Muslim yang dapat menyebabkan kekacauan dan kerusuhan.

Organisasi Abraham Initiatives, yang mengupayakan kesetaraan dan kerja sama antara warga Yahudi dan Arab Israel, mengatakan bahwa ini adalah tanda lain dari upaya Ben Gvir untuk mempolitisasi polisi.

“Sementara organisasi-organisasi kejahatan berjalan bebas, Menteri Ben Gvir terus menggunakan polisi sebagai alat politik untuk menciptakan lebih banyak ketegangan, kekacauan, dan kebencian. Laporan ini sekali lagi membuktikan bahwa di bawah Ben Gvir, satu-satunya orang yang dapat merasa aman dari polisi adalah keluarga-keluarga penjahat, sementara penduduk sipil diserang olehnya,” kata organisasi tersebut.

 BACA JUGA: Mengapa Surat Al-Waqiah Berada Setelah Ar-Rahman, Apakah Ada Hubungan Antarkeduanya?

 

Pernyataan organisasi tersebut merujuk pada rekor jumlah pembunuhan terkait kejahatan di sektor Arab dalam beberapa tahun terakhir. Hingga Ahad (1/12/2024), 218 warga Arab telah dibunuh tahun ini, menyamai jumlah pada waktu yang sama tahun lalu, menurut data dari organisasi tersebut.

Ketua Partai Ra'am Islamis Arab, Mansour Abbas, mendesak anggota pemerintah yang “kompeten” untuk “menahan penghasut perang agama, Ben Gvir, yang mencoba menyulut api dan menyeret warga Arab Muslim untuk merespons provokasinya.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement