Senin 02 Dec 2024 14:17 WIB

Pakar: Brand Bukan Hanya Soal Transaksi Namun Membentuk Kebiasaan

Branding adalah proses membangun hubungan jangka panjang yang transformatif.

Ilustrasi Pebisnis
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Pebisnis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Membangun brand adalah seni menciptakan kepercayaan. Dalam dunia bisnis, brand bukan hanya soal menjual produk, tetapi membentuk kebiasaan dan pola pikir konsumen.

 

Menurut praktisi brand, Subiakto Priosoedarsono, yang akrab disapa Pak Bi, selling hanya menghasilkan transaksi sementara brand mampu menciptakan transformasi. Ia menjelaskan bahwa kunci utama membangun brand adalah kejujuran.

“Kalau brand yang dibangun berhasil, apa pun produknya, berapapun harganya, pasti akan dibeli," kata Subiakto dalam kuliah umum Magister Ilmu Komunikasi FKK UPN 'Veteran' Yogyakarta, Jumat (29/11/2024).

Kuliah bertema 'Membangun Identitas Brand yang Kuat di Era Digital: Strategi dan Inovasi' ini memberikan wawasan mendalam tentang esensi branding di era modern.

Branding, bagi Pak Bi, adalah proses membangun hubungan jangka panjang yang transformatif, bukan sekadar hubungan transaksional.

Pak Bi menceritakan salah satu kisah suksesnya dalam membangun brand Kopiko. Dengan slogan “Gantinya Ngopi” yang diciptakan pada 1986 silam. Kopiko mampu bertahan di ingatan masyarakat hingga lebih dari tiga dekade.

“Kopiko pernah mendiskon produknya hingga 50 persen, tapi orang tidak ingat itu. Yang diingat adalah ‘Gantinya Ngopi’,” ungkapnya seraya menekankan kekuatan pesan yang konsisten dalam branding.

Dalam membangun brand, Pak Bi memperkenalkan konsep 5F: Fast, Fokus, Fleksibel, Friendly, dan Fun. Ia pun menjelaskan penerapannya dengan contoh usaha kuliner:

Fast: Kecepatan dalam penyajian makanan.

Fokus: Menjual produk yang spesifik, misalnya hanya mi pedas.

Fleksibel: Menyediakan berbagai metode pembayaran.

Friendly: Memberikan harga yang bersahabat.

Fun: Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan.

Konsep ini dapat menjadi panduan praktis bagi pebisnis yang ingin menciptakan brand yang relevan dan menarik bagi pelanggan.

Assoc. Prof. Dr. Edwi Arief Sosiawan, Koorprodi Magister Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, menyatakan bahwa branding menjadi salah satu fokus utama dalam program studi ini. Dengan tiga mata kuliah terkait branding, yaitu Komunikasi Pemasaran, Manajemen Brand dan Produk, serta Manajemen Brand dan Reputasi, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep branding dalam dunia nyata.

Adapun Magister Ilmu Komunikasi (Mikom) UPN telah terakreditasi FIBA (Foundation for International Business Administration Accreditation) A. Dengan akreditasi FIBA A, lulusan Magister Ilmu Komunikasi UPN kini memiliki kesempatan bekerja di 59 negara di Eropa.

"Kuliah umum ini menjadi momen penting untuk memahami bahwa brand adalah pondasi bisnis yang sukses. Keberhasilan sebuah brand tidak hanya diukur dari angka penjualan, tetapi dari bagaimana ia menciptakan hubungan emosional yang mendalam dan bertahan lama dengan konsumennya," jelas Edwi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement