REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat, pada Senin (2/12/2024) mengutuk larangan baru terhadap adzan di masjid-masjid sebagai tindakan perang terbaru pemerintah Israel terhadap Islam.
CAIR mengulangi seruannya agar negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim melakukan tindakan nyata untuk mengakhiri genosida yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang beraliran sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan polisi untuk melarang masjid-masjid mengumandangkan adzan.
Di bawah kebijakan baru ini, polisi diizinkan untuk memasuki masjid dan menyita peralatan pengeras suara jika ditemukan sedang digunakan. Masjid yang menyiarkan adzan juga akan didenda.
Dalam sebuah pernyataan, Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad mengatakan, “Perang terhadap Islam dan Kristen selalu menjadi komponen utama dari genosida yang dilakukan oleh pemerintah sayap kanan Israel terhadap rakyat Palestina.
Serangan terhadap masjid, gereja, situs budaya, dan teks-teks keagamaan merupakan bagian dari kampanye Israel selama beberapa dekade untuk menghapus budaya Palestina.
Sayangnya, pemerintahan Biden telah terlibat dalam penghapusan budaya, dehumanisasi sistematis dan genosida ini. Melalui tindakan dan kelambanannya, Presiden Biden membiarkan penindasan terhadap kebebasan beragama ketika penindasan tersebut menyasar warga Palestina dan Arab.
Kami mengulangi seruan kami kepada negara-negara mayoritas Muslim untuk menggunakan kekuatan kolektif mereka dan mengambil tindakan nyata untuk mengakhiri genosida ini.”
Dia menambahkan bahwa bulan lalu, CAIR mengutuk penodaan yang dilakukan oleh seorang tentara Israel terhadap sebuah salinan Alquran.
Awad mencatat bahwa pihak berwenang Israel baru-baru ini menghancurkan sebuah masjid di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dia mengatakan bahwa pada Agustus, CAIR mengatakan bahwa pemerintahan Biden harus bersuara lantang untuk mengutuk pembakaran salinan Alquran yang direkam dalam video dan penghancuran masjid oleh tentara Israel di Gaza serta mengakhiri transfer senjata kepada pemerintah Israel untuk memaksa diakhirinya genosida.
Pada Juni lalu, CAIR meminta pemerintahan Biden untuk menyelidiki laporan bahwa seorang tentara Amerika yang ikut serta dalam genosida di Gaza mengunggah gambar dirinya dan sebuah masjid yang telah hancur yang dicoret-coret dengan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Pada Mei dan Maret tahun ini, CAIR mengatakan bahwa video tentara Israel yang membakar dan merobek-robek Alquran di Gaza merupakan bukti lebih lanjut dari genosida yang sedang berlangsung yang menargetkan rakyat Palestina dan “menunjukkan wajah genosida yang sebenarnya.”
BACA JUGA: PBNU Bekukan JATMAN Pimpinan Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan, Ada Apa?
Pada Desember tahun lalu, CAIR mengutuk perayaan pemerintah Israel terhadap tentara Israel yang mengambil alih dan menodai sebuah masjid di Tepi Barat sebagai sebuah “serangan terhadap Islam.”
Misi CAIR adalah melindungi hak-hak sipil, meningkatkan pemahaman tentang Islam, mempromosikan keadilan, dan memberdayakan Muslim Amerika