REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok perlawanan Hizbullah pada Senin (2/12/2024), mengatakan telah menyerang pos militer Israel Roueissat Al-Alam di bukit Kfar Shuba yang diduduki. Serangan tersebut merupakan peringatan pertahanan awal sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.
Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebutkan berbagai pelanggaran Israel, termasuk penembakan terhadap warga sipil, serangan udara di seluruh Lebanon yang mengakibatkan korban sipil, dan pelanggaran berkelanjutan terhadap wilayah udara Lebanon, bahkan di atas ibu kota Beirut.
Kelompok tersebut mengatakan permohonan kepada otoritas terkait gagal menghentikan pelanggaran ini. Mereka menegaskan: “Peringatan telah diberikan.”
Militer Lebanon pada Kamis (28/11/2024) menuduh Israel berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata yang disetujui kedua pihak. Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Rabu (27/11/2024) pagi itu disebut mengakhiri pertempuran antara tentara Israel dengan kelompok Hizbullah yang sudah berjalan selama 14 bulan.
Dalam pernyataan militernya, militer Lebanon mengatakan, tentara Israel telah melanggar perjanjian tersebut beberapa kali pada Rabu dan Kamis, termasuk melalui pelanggaran wilayah udara dan serangan menggunakan berbagai jenis senjata.
Tentara Lebanon menyatakan tengah memantau pelanggaran-pelanggaran tersebut secara ketat bekerja sama dengan otoritas terkait, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Akibat pelanggaran tersebut, dua orang dilaporkan terluka pada Kamis pagi dalam serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di Markaba, Lebanon selatan.
Selain itu, tank Israel juga melepaskan tembakan di wilayah Ayta al-Shaab, Jbeil, Khiam, Taybe, Wazzani, dan wilayah pinggiran Kfarshouba. Pesawat pengintai Israel terpantau terbang di atas distrik Tyre dan Bent Jbeil pada Kamis pagi.