REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dalam rangka memperkaya wawasan mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma (USD), Angela Bayu Pertama Sari, dosen dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), diundang oleh Catharina Brameswari, dosen Sastra Inggris USD, untuk berbagi pengalaman terkait budaya Amerika Serikat. Acara ini diselenggarakan secara daring pada Senin, 18 November 2024.
Dalam sesi tersebut, Angela Bayu Pertama Sari membagikan pengalaman berharga yang ia peroleh selama tinggal di Amerika Serikat, pada mahasiswa semester 3 yang tengah mengikuti mata kuliah Culture of English Speaking Nations. Ia membahas tentang perbedaan budaya, kebiasaan, serta dinamika sosial yang berkembang di negara tersebut.
"Selama saya tinggal di Amerika, saya banyak belajar tentang bagaimana budaya mereka sangat dipengaruhi oleh sejarah, etnisitas, dan modernisasi. Mereka memiliki kebiasaan yang unik, seperti pentingnya kebebasan berbicara dan keberagaman dalam masyarakat," ujar Angela dalam rilis yang diterima, Selasa (3/12/2024).
Sesi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya negara berbahasa Inggris, yang sangat relevan bagi mahasiswa dalam mempelajari karya sastra Inggris di semester-semester berikutnya. Angela juga menjelaskan peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari warga Amerika serta bagaimana hal ini mempengaruhi cara pandang mereka terhadap berbagai isu sosial dan politik.
Selama sesi tanya jawab, mahasiswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar kehidupan di Amerika, adat istiadat, serta pandangan masyarakat Amerika terhadap budaya global.
"Saya senang bisa berbagi pengalaman saya, dan saya berharap mahasiswa dapat memahami bahwa budaya Amerika tidak hanya sekadar tentang film atau musik, tetapi juga bagaimana nilai-nilai mereka diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," lanjutnya.
Catharina Brameswari selaku dosen pengampu mata kuliah, mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan rasa terima kasihnya atas kelancaran acara. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan untuk memperkaya perspektif mahasiswa dalam mempelajari sastra dan budaya negara berbahasa Inggris.
Mahasiswa yang mengikuti acara ini merasa sangat terbantu dalam memperdalam pemahaman mereka tentang budaya Amerika, yang nantinya akan berpengaruh dalam studi sastra mereka.
"Pengalaman berbagi dari Ibu Angela memberikan wawasan yang lebih nyata tentang kehidupan di Amerika, dan itu sangat membantu dalam memahami konteks budaya dalam karya sastra," kata salah satu peserta.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menambah pengetahuan mahasiswa tentang teori budaya, tetapi juga memperkaya pemahaman mereka mengenai bagaimana budaya tersebut mempengaruhi karya sastra yang mereka pelajari di kelas.