REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai hingga 8 persen pada era Presiden Prabowo Subianto merupakan targetan yang ambisius. Kendati demikian, ia menilai hal itu tidak mustahil bisa terwujud.
“Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi, yaitu 8 persen dalam periode kemungkinannya, ini tentu kita tahu target yang ambisius. Namun bukan hal mustahil. Target harus dibuat ambisius supaya kita bisa bekerja keras,” kata Raden dalam agenda Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang digelar Indef di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).
Raden mengatakan, Indonesia pernah mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang bergerak di kisaran 8 persen. Yakni rata-rata 7,3 persen pada periode 1986—1987, bahkan mencapai 8,2—8,3 persen pada sebagian besar tahun-tahun tersebut.
Oleh sebab itu, ia menyebut perlunya upaya yang ekstra dalam mengoptimalkan seluruh mesin pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama dengan mendongkrak angka investasi.
“Investasi perlu terus didorong tinggi, bahkan lebih tinggi dari posisi yang sekarang, yaitu dengan menarik sejumlah sumber pembiayaan untuk melaksanakan berbagai program pembangunan. Pertumbuhan ekonomi tinggi perlu diiringi dengan efisiensi investasi,” terangnya.
Raden menekankan bahwa angka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terbilang relatif solid di sekitaran 5 persen. Adapun proyeksi OECD yang terbaru oada November 2024 menunjukkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh di angka 5,1 persen dan 5,2 persen pada 2025 mendatang.
Angka inflasi juga disebut tetap terkendali di rentang target sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi pada November 2024 secara tahunan sebesar 1,55 persen (yoy). Raden menyebut Pemerintah terus menjaga stabilitas dan keterjangkauan harga, khususnya dalam rangka menghadapi libur Natal dalam waktu dekat ini.
Ia juga menyebut bahwa indikator sosial menunjukkan perbaikan. Tingkat kemiskinan tercatat sebesar 9,03 pada Maret 2024 dan pengangguran terbuka 4,91 persen pada Agustus 2024 menunjukkan tren penurunan. Jumlah pekerja bertambah 4,7 juta orang dari 139,9 juta pada Agustus 2023 menjadi 144,6 juta orang.
“Dengan berbagai capaian baik tersebut, investor masih melihat Indonesia sebagai negara yang atraktif, layak investasi,” tegasnya.