REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Badan Gizi Nasional. Penandatanganan MoU itu berlangsung dalam malam ramah tamah Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, pihaknya mendukung Makan Bergizi Gratis yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Menurut dia, kebijakan Kepala Negara ini penting untuk bonus demografi Indonesia serta menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ia mengingatkan, berdasarkan rilis World Population Review 2023, Indonesia menduduki peringkat bawah dalam hal kecerdasan intelektual (intelligence quotient/IQ) dibanding negara-negara Asia tenggara dan bahkan dunia. Menurut rilis tersebut, RI menempati urutan ke-126 dari 199 negara.
"Skor kita, 78,49 tingkat IQ. Itu persis sama dengan saudara-saudara kita di Timor Leste. Di bawah sembilan negara ASEAN lain. Tertinggi Singapura, dengan 105,89," ujar Haedar Nashir di Balai Sidang Hotel Harper, Kupang, NTT, Selasa (3/12/2024) malam.
Ia memandang, program Makan Bergizi Gratis adalah sebuah upaya negara untuk mempersiapkan SDM Indonesia sejak awal, yakni saat mereka masih berusia anak-anak dan remaja. Sebab, masih banyak anak Indonesia yang berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu. Kebutuhan mereka akan asupan yang bergizi masih menemui banyak kendala.
"Program ini menjadi trigger, memacu kesadaran bangsa kita dan tanggung jawab negara dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dari awal agar mereka sehat. Sehingga nanti rata-rata IQ (Indonesia) jadi lebih baik," ucap Haedar.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyampaikan apresiasi pada Muhammadiyah. Selain itu, ia juga memuji langkah-langkah Persyarikatan dalam mendukung peningkatan kualitas asupan gizi untuk anak-anak Indonesia.
Dalam masa percobaan program Makan Bergizi Gratis, Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta juga turut terlibat. Adapun bentuk kerja sama yang dapat diberikan Muhammadiyah berkaitan dengan penyediaan infrastruktur dan lembaganya untuk menjadi lokasi penyelenggaraan program tersebut.
"Untuk infrastrukturnya (program Makan Bergizi Gratis), kami membuka diri untuk bisa bekerja sama dengan semua pihak, termasuk dengan Muhammadiyah," ujar Dadan Hindayana, kemarin malam.