Rabu 04 Dec 2024 08:58 WIB

SKK Migas Kantongi Rp 45 Triliun untuk Eksplorasi

Salah satu tantangan utama sektor hulu migas saat ini adalah penurunan produksi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto didampingi GM Pertamina MOR IV, Iin Febrian.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto didampingi GM Pertamina MOR IV, Iin Febrian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan apresiasinya kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia atas dukungannya dalam menyediakan dana besar untuk kegiatan eksplorasi migas nasional. Djoko mengklaim Bahlil telah berjuang keras menyediakan dana sebesar Rp 15 triliun per tahun untuk kegiatan eksplorasi.

"Selain itu, kami di SKK Migas juga mempunyai dana sekitar 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 30 triliun) yang hanya dapat digunakan untuk eksplorasi. Jadi totalnya kita punya Rp 15 triliun dan 2 miliar dolar untuk mendukung eksplorasi," ujar Djoko dalam acara pengumuman hasil akhir studi percepatan eksplorasi wilayah Indonesia bagian barat tahap dua di Gedung City Plaza, Jakarta, Selasa (3/11/2024).

Baca Juga

Acara tersebut turut dihadiri Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyaksikan penandatanganan kontrak kerja wilayah migas seperti Sentral Andaman dengan Harbour Oil dan PT Mubadala. Selain itu, Djoko memaparkan hasil kajian studi eksplorasi tahap dua serta promosi wilayah kerja migas melalui Indonesia Petroleum Bidding Tahap II 2024.

Djoko menjelaskan salah satu tantangan utama yang dihadapi sektor hulu migas saat ini adalah penurunan produksi yang terus berlangsung. Untuk mengatasi hal ini, SKK Migas berkolaborasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), kementerian, dan lembaga terkait untuk mendorong peningkatan produksi migas di masa depan.

"Melalui studi ini, kami menunjukkan kontribusi nyata dalam menemukan cadangan migas baru melalui eksplorasi yang lebih cepat. Studi ini melibatkan berbagai pihak, dengan analisis strategis yang menghasilkan data akurat untuk membantu investor dalam memutuskan percepatan eksplorasi," sambung Djoko.

Djoko berharap studi ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, serta membuka peluang kerja bagi para geolog muda. Djoko Migas juga melaporkan dalam dua tahun terakhir, SKK Migas telah melakukan engagement dengan lebih dari 40 perusahaan migas internasional untuk menarik investasi baru.

"Kami telah berhasil menghadirkan wajah-wajah baru di industri hulu migas Indonesia. Kami percaya keberhasilan dalam mempercepat eksplorasi dan mempromosikan wilayah kerja migas tidak akan tercapai tanpa sinergi pemerintah, industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya," sambung Djoko.

Djoko menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mencapai keberhasilan eksplorasi migas. Djoko berharap hasil studi ini dapat menjadi potensi wilayah kerja baru atau sebagai area studi bersama yang ditawarkan kepada calon investor.

"Studi ini sangat baik, tetapi tanpa dana untuk kegiatan eksplorasi, hasilnya hanya akan menjadi referensi belaka," ucap Djoko.

Djoko menilai studi tersebut menjadi langkah penting dalam memastikan ketahanan energi nasional melalui percepatan eksplorasi dan penciptaan iklim investasi yang kondusif. Djoko menyebut studi yang merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak bertujuan mempercepat kegiatan eksplorasi, sekaligus menciptakan lingkungan investasi hulu migas yang lebih kondusif bagi investor, baik investor domestik maupun internasional.

"Harapannya dapat memberikan masukan berharga untuk investor dalam memutuskan percepatan kegiatan eksplorasi sehingga probabilitas menemukan cadangan bisa lebih tinggi," kata Djoko.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement