Rabu 04 Dec 2024 12:33 WIB

Prabowo Ingatkan Indonesia Bisa Terseret Perang Besar

Kita harus bersyukur, negara kita hari ini tidak dibom, Masjid Istiqlal masih berdiri

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden RI Prabowo Subianto membuka Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di kompleks Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).
Foto: republika hasanul rizqa
Presiden RI Prabowo Subianto membuka Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di kompleks Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan, Indonesia harus waspada terhadap dinamika konflik global yang kian memanas. Hal itu mengingat posisi strategis perairan Indonesia sebagai jalur perdagangan dunia.

"Bisakah kira-kira kalau terjadi perang besar, bisakah kita tidak terseret?" kata Prabowo saat membuka Tanwir dan Milad Ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).

Baca Juga

Prabowo mengingatkan, hampir 40 persen perdagangan global dan 70 persen pasokan energi untuk China, Korea, dan Jepang melewati perairan Indonesia. Hal itu menjadikan Indonesia rentan terhadap dampak perang besar.

Prabowo juga mencatat ketidakpastian global yang semakin nyata dengan konflik di berbagai wilayah, seperti Timur Tengah, Ukraina, dan ketegangan di Asia Timur. Menurut dia, konflik-konflik ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan bangsa.

"Kita harus bersyukur, negara kita hari ini tidak dibom, hari ini Masjid Istiqlal masih berdiri, hari ini Universitas Muhammadiyah masih utuh, pabrik-pabrik kita tidak dirusak," kata ketua umum DPP Partai Gerindra tersebut.

Prabowo juga menyerukan perlunya kepemimpinan politik yang andal dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, untuk menjaga persatuan dan mencegah konflik. Dia menekankan, Indonesia harus tetap pada prinsip nonblok, tidak memihak, namun tetap siaga untuk melindungi kedaulatan.

"Untuk itu, kita membutuhkan kepemimpinan politik yang andal dan kepemimpinan politik yang saya maksud bukan kepemimpinan politik yang hanya dari pemerintah, dan untuk itu perlu ada kerukunan, perlu ada jiwa besar dari semua kalangan," kata Prabowo.

Pidato itu menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk terus memperkuat persatuan nasional dan mempersiapkan diri menghadapi ancaman di tengah situasi geopolitik yang tak menentu. "Saudara-saudara, jangan kita anggap damai itu adalah biasa, jangan kita anggap kita tidak menghadapi ancaman. Kenapa kita harus waspada? Karena kita kaya," ujar Prabowo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement