Rabu 04 Dec 2024 12:56 WIB

Korsel Darurat Militer, Begini Respons Prabowo

Presiden Prabowo sebut kondisi geopolitik dunia saat ini penuh dengan ketidakpastian.

Presiden RI Prabowo Subianto berpidato di acara pembukaan Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di kompleks Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).
Foto: muhammadiyah
Presiden RI Prabowo Subianto berpidato di acara pembukaan Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di kompleks Universitas Muhammadiyah Kupang, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Prabowo Subianto menyinggung soal penetapan darurat militer yang sempat diumumkan oleh Presiden Korea Selatan. Ia. mengajak masyarakat agar jangan terlalu lengah atas kondisi geopolitik tersebut.

"Kalau tidak salah tadi malam pemerintah Korea Selatan menyatakan keadaan darurat di Korea. Jadi saudara-saudara marilah kita jangan terlalu lengah. Jangan terlalu santai," kata Prabowo dalam Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, NTT, seperti disaksikan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Presiden menjelaskan bahwa situasi geopolitik dunia saat ini penuh ketidakpastian, terutama di kawasan Eropa yang berpotensi perang nuklir.

Presiden yang mengutip dari pernyataan pakar di Eropa mengatakan bahwa potensi perang nuklir di Eropa bisa terjadi karena negara-negara Barat mengizinkan penggunaan peluru jarak jauh untuk menyerang Rusia.

Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa mereka diperbolehkan menyerang negara Barat menggunakan senjata paling mutakhir.

Oleh karenanya, Kepala Negara mengajak untuk tidak terlalu lengah dan santai dalam menyikapi situasi dunia. Tak hanya itu, Presiden menyatakan bahwa posisi Indonesia yang nonblok atau tidak memihak karena jalur perdagangan dunia yang sebagian besar melewati Indonesia.

"(Sebanyak) 40 persen dari seluruh perdagangan dunia lewat lautan Indonesia, 40 persen seluruh perdagangan seluruh dunia lewat perairan kita. 70 persen energi Tiongkok, Korea dan Jepang lewat perairan Indonesia. Bisakah kira-kira kalau terjadi perang besar bisakah kita tidak terseret?" kata Prabowo.

Oleh karena itu, Presiden menekankan bahwa negara butuh kepemimpinan politik yang andal, politik yang tidak hanya berasal dari pemerintah saja, namun perlu kerukunan dan jiwa besar dari semua kalangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement