REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memberikan analisis terhadap cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Sukabumi pada Selasa (3/12/2024) hingga Rabu (4/12/2024) pagi. Akibat cuaca ekstrem tersebut, bencana banjir, longsor, hingga pergerakan tanah terjadi.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia yang relatif hangat mendukung penguapan dan penambahan massa uap air di sekitar Jawa Barat. Selain itu, bibit siklon 95W di Laut Natuna Utara dan sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia Barat daya Banten.
Kondisi itu, menurut Rahayu, berpengaruh kepada pembentukan pola belokan angin dan pertemuan angin di wilayah Jawa Barat. Serta gelombang Kelvin aktif di perairan barat Pulau Jawa Barat meningkatkan pembentukan awan dari arah Jawa Barat.
"Berdasarkan analisis intepretasi satelit terpantau pertumbuhan awan di sekitar wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur yang mengindikasikan terjadi hujan sedang dan hujan lebat sejak dini hari menjelang siang," ucap dia saat dikonfirmasi, Rabu (4/12/2024).
Rahayu melanjutkan, pihaknya mengimbau masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem yaitu hujan hingga hujan lebat disertai petir dan kilat serta angin kencang. Termasuk saat pemanasan kuat saat pukul 10.00 WIB hingga 14.0 WIB.
Rahayu pun mengimbau untuk waspada terhadap potensi sambaran petir dengan berteduh di tempat tertutup. Menghindari pohon, tiang reklame dan tiang listrik serta menjaga jarak aman jika berteduh di luar ruangan.
Mereka yang tinggal di lokasi curam atau bergunung untuk waspada terhadap potensi longsor akibat hujan yang terjadi berturut-turut. Mereka yang tinggal di dekat aliran sungai untuk mewaspadai banjir.
"Diperkirakan tiga hari ke depan terdapat potensi hujan ringan hingga sedang dengan skala lokal. Potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir pada skala lokal di sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur," kata dia.