Kamis 05 Dec 2024 11:36 WIB

Kasus Kejadian Bencana di Sukabumi Semakin Meluas yang Terdampak 30 Kecamatan

Kasus kejadian bencana hidrometeorologi, bencana tanah longsor terjadi di 63 titik

Rep: Antara/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi mengalami longsor dan pergerakan tanah, Rabu (4/12/2024).
Foto: Dok Republika
Sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi mengalami longsor dan pergerakan tanah, Rabu (4/12/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI-- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman mengatakan kasus kejadian bencana di Kabupaten Sukabumi, pada 4 Desember 2024 semakin meluas. Yakni, awalnya hanya tersebar di 22 kecamatan saat ini sudah ada 30 kecamatan yang terdampak.

"Dari hasil evaluasi petugas penanggulangan gabungan, bencana hidrometeorologi didominasi oleh tanah longsor. Namun dampak terparah ditimbulkan dari bencana banjir," ujar Ade di Sukabumi, Kamis (5/12/2024).

Baca Juga

Adapun data terbaru kasus kejadian bencana hidrometeorologi untuk bencana tanah longsor terjadi di 63 titik, banjir 30 titik, angin kencang 15 titik, dan pergerakan tanah di 16 titik.

Kemudian untuk jumlah korban terdampak bencana sebanyak 167 Kepala Keluarga (KK) dengan 437 jiwa dan yang mengungsi 92 KK atau 238 jiwa. Selanjutnya untuk jumlah warga yang terancam bencana sebanyak 140 KK dengan 230 jiwa. Korban meninggal dunia satu orang dan masih dalam pencarian dua orang.

Menurut Ade, mayoritas kejadian bencana tersebut terjadi di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, sementara untuk di utara intensitasnya terbilang kecil. Pada Kamis ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Danrem 061 Suryakencana, dan sejumlah pejabat lainnya sedang meninjau sejumlah lokasi bencana.

"Untuk warga yang mengungsi mayoritas penyintas bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cikembar. Bantuan darurat secara bertahap sudah disalurkan kepada para korban terdampak bencana," katanya.

Ade mengimbau kepada warga untuk selalu waspada karena wilayah Kabupaten Sukabumi masuk zona merah cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, yang ditandakan dengan turun hujan deras disertai angin kencang dengan durasi yang lama atau bisa sampai seharian.

Karena itu masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seperti pesisir pantai, bantaran sungai, maupun perbukitan, untuk meningkatkan kewaspadaan demi menekan kerugian maupun jatuhnya korban.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement