Kamis 05 Dec 2024 14:42 WIB

Buntut Polemik Ceramah Gus Miftah, Legislator Minta Kemenag Sertifikasi Juru Dakwah

Maman menilai Miftah sebagai utusan khusus presiden tak menunjukkan sikap yang pantas

Rep: Eva Rianti/ Red: A.Syalaby Ichsan
Politisi PKB Maman Imanulhaq
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Politisi PKB Maman Imanulhaq

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq meminta agar Kementerian Agama (Kemenag) segera menerapkan sertifikasi bagi seluruh juru dakwah di Indonesia untuk memastikan materi dakwah sesuai dengan nilai-nilai keagamaan. Hal itu menyoroti kasus Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang dianggap mengolok-olok penjual es teh saat tengah berdakwah.

“Kasus penghinaan yang terjadi kepada tukang es teh oleh seorang juru dakwah harus menjadi pembelajaran bagi kita. Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” ujar Maman dalam keterangannya, dikutip Kamis (5/12/2024). 

Baca Juga

Maman menilai Miftah yang saat ini juga memegang jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, tidak menunjukkan sikap yang sepantasnya dimiliki oleh seorang juru dakwah. Tak ayal kelakuan Miftah memicu banyak kritik dari masyarakat dan sejumlah tokoh. 

Maman menegaskan, seorang juru dakwah seharusnya menguasai nilai-nilai keagamaan dari sumber-sumber utama seperti Al-Qur'an dan Hadits. Sehingga dalam berdakwah tidak melenceng dari kaidah-kaidah agama. 

“Semua juru dakwah adalah orang yang paling tidak menguasai sumber-sumber nilai keagamaan baik itu Al-Qur'an, Hadits, maupun literatur klasik,” ujar Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut. 

Ia juga mengatakan perlunya memilih tema ceramah yang sesuai dengan referensi agama, tanpa menggunakan bahasa kasar ataupun candaan yang merendahkan pihak lain. 

Maman menekankan agar nantiya ada pula pelatihan yang diberikan kepada para juru dakwah sebelum mereka mendapatkan sertifikasi dari Kemenag. Dengan pelatihan tersebut, juru dakwah diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dalam menyampaikan ajaran agama.

 “Kita berharap agama yang luhur tidak dinodai oleh cara dakwah yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ajaran agama itu sendiri,” tutur dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement