REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India mulai melonggarkan sejumlah batasan yang diterapkan untuk memperbaiki kualitas udara di utara negara itu. Pelonggaran dilakukan usai kualitas udara membaik, asap mulai bergerak dan indeks kualitas udara (AQI) di New Delhi menjadi "moderat dengan angka 165.
Bulan lalu, AQI New Delhi melonjak tajam. Sekolah-sekolah di ibu kota India itu dan sekitarnya ditutup sementara. Pemerintah juga melarang pekerjaan konstruksi dan memerintahkan kantor-kantor untuk mempertimbangkan setengah dari karyawannya bekerja dari rumah.
Pusat Dewan Pengendalian Polusi India mempertimbangkan AQI di angka 0-50 sebagai "baik" dan di atas 400 "sangat buruk" yang artinya berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan berdampak serius pada penyakit-penyakit yang sudah ada.
Pada Jumat (6/12/2024), badan pemerintah yang bertanggung jawab atas kualitas udara di New Delhi, Komisi Pengelolaan Kualitas Udara (CAQM) mengatakan pelonggaran dilakukan karena adanya pengaruh dari alam yang memperbaiki kualitas udara dan prediksi kondisi meteorologis.
CAQM mengatakan beberapa langkah untuk mengurangi polusi, termasuk penyapuan mekanis, pergerakan lalu lintas yang tersinkronisasi dan peningkatan biaya parkir kendaraan akan terus dilaksanakan, dipantau dan ditinjau.
Pelonggaran dilakukan beberapa jam setelah pengadilan tertinggi India, yang memantau langkah-langkah pengendalian polusi dan implementasinya, mengizinkan Komisi Manajemen Kualitas Udara untuk melonggarkan pembatasan, tetapi mengarahkan agar beberapa di antaranya diimplementasikan lagi jika AQI melewati 350.
Kementerian Ilmu Pengetahuan Bumi India mengatakan kualitas udara New Delhi ini diperkirakan memburuk pada Jumat dan tetap buruk selama sisa pekan ini, yang mengindikasikan AQI antara 201 dan 300.
Setiap musim dingin, New Delhi berusaha mengatasi polusi yang intens. Sebab, udara dingin memerangkap emisi, debu dan asap dari kebakaran lahan pertanian di negara bagian Punjab dan Haryana, membuat banyak dari 20 juta penduduknya berjuang dengan penyakit pernapasan.