Jumat 06 Dec 2024 18:33 WIB

APH Dominasi Kursi Pemimpin KPK, Pakar: Apa yang Mau Kita Harapkan dari KPK?

Praktik seleksi pimpinan KPK dinilai kental dengan intervensi kekuasaan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua KPK terpilih Setyo Budiyanto (kiri) bersama Wakil Ketua KPK terpilih Fitroh Rohcahyanto (kedua kiri), Agus Joko Pramono (kedua kanan), dan Ibnu Basuki Widodo (kanan) mengikuti rapat Paripurna DPR ke-9 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024). Rapat Paripurna tersebut mengagendakan laporan Komisi III DPR atas hasil uji kelayakan (Fit and Proper test) terhadap calon pimpinan KPK dan Dewan Pengawas KPK masa jabatan 2024-2029 serta pengambilan keputusan dan pidato Ketua DPR pada penutupan masa persidangan I tahun sidang 2024-2025.
Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Ketua KPK terpilih Setyo Budiyanto (kiri) bersama Wakil Ketua KPK terpilih Fitroh Rohcahyanto (kedua kiri), Agus Joko Pramono (kedua kanan), dan Ibnu Basuki Widodo (kanan) mengikuti rapat Paripurna DPR ke-9 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024). Rapat Paripurna tersebut mengagendakan laporan Komisi III DPR atas hasil uji kelayakan (Fit and Proper test) terhadap calon pimpinan KPK dan Dewan Pengawas KPK masa jabatan 2024-2029 serta pengambilan keputusan dan pidato Ketua DPR pada penutupan masa persidangan I tahun sidang 2024-2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum dari Universitas Mulawarman (Unmul), Herdiansyah Hamzah menatap pesimistis kursi pemimpin KPK yang diisi oleh mayoritas aparat penegak hukum (APH). Herdiansyah memandang mereka terpilih karena dianggap "cocok" dengan selera penguasa.

"Pada dasarnya itu pilihan-pilihan yang sesuai dengan seleranya kekuasaan kan, seleranya pemerintah dan DPR," kata Herdiansyah kepada Republika, Jumat (6/12/2024).

Baca Juga

Herdiansyah tetap tak optimistis kalau pun masyarakat sipil terpilih semua sebagai pimpinan KPK. Sebab, menurutnya, bisa saja mereka merupakan perpanjangan tangan dari kekuasaan. Herdiansyah menyentil praktik seleksi pimpinan KPK yang kental dengan intervensi kekuasaan.

"Mau dia APH semua atau semuanya masyarakat sipil sekalipun kalau itu sesuai dengan seleranya kekuasaan mungkin lima-limanya dipilih tidak peduli rekam jejaknya, baik buruknya, integritasnya, tetap itu yang akan mereka pilih," ujar Herdiansyah.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement