REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya 52 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Hal itu membuat total jumlah korban tewas sejak tahun lalu mencapai 44.664 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Sabtu (7/12/2024).
Dalam pernyataannya, kementerian itu menambahkan sekitar 105.976 lainnya terluka akibat serangan yang masih terus berlangsung.
"Pasukan Israel telah membunuh 52 orang dan melukai 142 lainnya dalam empat pembantaian keluarga selama 24 jam terakhir," ujar kementerian itu.
"Masih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat tidak bisa mencapai mereka," tambahnya.
Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina, Hamas pada Oktober tahun lalu.
Memasuki tahun kedua genosida di Gaza, aksi ini telah memicu kecaman internasional yang semakin meluas, dengan para tokoh dan lembaga menyebut serangan dan blokade bantuan oleh Israel adalah upaya sengaja untuk menghancurkan dan memusnahkan Palestina.
Pada 21 November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas penyerbuan tanpa jeda di Gaza.
Sementara itu, lebih dari 4.000 kasus amputasi serta 2.000 cedera otak dan tulang belakang telah tercatat di Gaza sejak awal serangan Israel pada 7 Oktober 2023.
Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, dalam konferensi yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional di Kompleks Medis Nasser, Gaza Selatan, menyatakan bahwa "mayoritas korban yang kehilangan anggota tubuh adalah anak-anak."
"Lebih dari 4.000 orang telah kehilangan anggota tubuh bagian atas atau bawah sejak dimulainya genosida ini," katanya.