Ahad 08 Dec 2024 16:06 WIB

Rezim Suriah Tumbang, Donald Trump: Vladimir Putin tak Lagi Tertarik Lindungi Assad

Pasukan Assad dinilai telah mengalami demoralisasi dan enggan untuk perang.

Pejuang oposisi Suriah merayakan setelah pemerintah Suriah runtuh di Damaskus, Suriah, Ahad, 8 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Omar Sanadiki
Pejuang oposisi Suriah merayakan setelah pemerintah Suriah runtuh di Damaskus, Suriah, Ahad, 8 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden terpilih AS Donald Trump menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad telah “melarikan diri dari negaranya. Assad telah kehilangan dukungan dari Rusia.

“Assad sudah hilang,” katanya di platform X miliknya, Ahad. 

Baca Juga

“Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi.”

Rezim Bashar al-Assad di Suriah telah tumbang. Assad ynng sebelumnya dibantu oleh Iran dan Rusiah untuk mempertahankan kekuasan kini tak lagi mendapatkan keuntungan tersebut.

Teheran diketahui tengah repot dalam membantu pertempuran Hizbullah melawan Israel. Sementara Rusia sibuk dalam perang melawan Ukraina. Rusia dan Iran tak lagi mengirimkan bantuan seperti hal ketika awal mula pergolakan berlangsung pada 2011 silam.

David Des Roches, seorang profesor madya di Near East South Asia Center for Security Studies, mengaitkan keberhasilan serangan kilat pemberontak Suriah karena kurangnya moral dan kepemimpinan dalam tentara Suriah.

"Jika kita kembali ke intervensi pasukan Iran dan Rusia tahun 2014, kita mulai mendengar laporan tentang bagaimana pasukan rezim Arab Suriah pada dasarnya tidak dipimpin dengan baik, dan lebih tertarik memeras uang suap dari penduduk sipil daripada benar-benar bertempur," ujarnya dilansir Aljazirha.

Saat itu, Pertempuran sebenarnya justru dilakukan oleh proksi yang dipimpin Iran yang didukung oleh kekuatan udara dari Rusia. Bukan dari tantara pemerintahan Bashar al-Assad.

"Ketika kekuatan udara Rusia disingkirkan, seperti yang telah terjadi, dan proksi yang dipimpin Iran tidak dapat terlibat dalam pertempuran, yang tersisa adalah demoralisasi, kepemimpinan yang buruk, perlengkapan yang buruk, dan institusi yang benar-benar korup," katanya.

"Dan orang-orang tidak mau mengambil risiko dalam situasi seperti itu."

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement