REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Salah satu yang dilakukan Nabi Muhammad untuk mengajak manusia masuk Islam adalah melalui surat. Surat menjadi media dakwah yang efektif di zaman Rasulullah.
Surat pertama yang dianggap berhasil pada masa itu adalah surat Rasulullah SAW yang dikirim kepada Raja Ashhamah bin Abjar, penguasa negara Habsyah- kini Etiopia.
Surat buat sang raja dari Nabi SAW itu menjadi bukti seni berdakwah Rasulullah. Tak heran bila Ibnu Thulun menempatkan surat itu dalam posisi teratas untuk mengawali daftar surat-surat Rasulullah dalam karyanya tersebut.
Betapa tidak, surat tersebut mendapat respons positif dari Sang Raja. Negara Kristen yang wilayahnya pada waktu itu secara yurisdiksi gerejani berada di bawah gereja Orthodoks Koptik di Mesir itu telah mengulurkan tangan persahabatan untuk membantu umat Islam.
Bahkan, menurut sejumlah riwayat, surat itu disusul dengan pernyataan Raja Habsyah untuk memeluk agama Islam-sekalipun diperdebatkan di kalangan ahli sejarah-tanpa paksaan apa pun. Surat yang dituliskan itu memiliki banyak versi.
Menurut Sa'd bin al-Musayyib, redaksi surat yang dibuat Rasulullah SAW untuk raja Habsyah itu cukup sederhana. Surat tersebut berisi ajakan untuk kembali ke kalimat yang sama, yaitu tidak menyembah zat selain Allah, tidak menjadikan selain-Nya sebagai pelindung. Dalam riwayat itu pula disebutkan bahwa Sang Raja menyatakan masuk Islam.
Az-Zai'lai dalam Nashb ar-Riwayah lil Ahadits al-Hidayah meriwayatkan bahwa surat tersebut menyajikan fakta mengenai konsep teologi Kristen yang dipandang dari sudut Islam menyangkut status Isa dan Maryam. Isa al-Masih sebagai firman Allah (Arab: al-Kalimah) dan kelahiran perawaniah (the virgin of birth) Isa dari Sayidatina Maryam melalui Ruh Allah.