Senin 09 Dec 2024 15:12 WIB

Sudah Dewasa Belum Diaqiqahi, Bolehkah Aqiqah Sendiri?

Pendapat lain menyatakan aqiqah adalah tanggung jawab orang tua.

Rep: MgRol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Domba untuk Aqiqah (Ilustrasi)
Foto: Rumah Zakat
Domba untuk Aqiqah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Aqiqah adalah salah satu sunnah yang dianjurkan dalam Islam, yaitu penyembelihan hewan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak. Namun, bagaimana jika seseorang telah dewasa dan belum diaqiqahi oleh orang tuanya? Para ulama berbeda pendapat terkait hal ini, sebagaimana dijelaskan  Syafri Muhammad Noor, Lc dalam bukunya berjudul Sudah Dewasa tapi Belum Diaqiqahi?

Sunah Aqiqah Sendiri 

Baca Juga

Sebagian ulama, seperti Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Nihayatul Muhtaj, menyatakan bahwa seseorang yang belum diaqiqahi ketika kecil disunnahkan untuk mengaqiqahi dirinya sendiri setelah dewasa.  

Imam ‘Atha’ dan Hasan al-Bashri juga mendukung pandangan ini, dengan alasan bahwa aqiqah adalah bentuk pelepasan diri dari "rahn" (jaminan), sehingga menyegerakan aqiqah menjadi hal yang baik. Pandangan ini diperkuat dengan riwayat Muhammad bin Sirin yang menyebutkan bahwa ia pernah mengaqiqahi dirinya sendiri dengan seekor unta betina setelah dewasa.  

Imam Ahmad dalam salah satu riwayatnya juga menyatakan bahwa mengaqiqahi diri sendiri setelah dewasa adalah perbuatan yang baik. Beliau berkata, "Jika seseorang melakukannya, aku tidak membencinya."  

Dalil :

أن النبي - صلى الله عليه وسلم - عق عن نفسه بعد النبوة

"Nabi sallallahu 'alaihi wasallam mengaqiqahi dirinya sendiri setelah diutus menjadi nabi"

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement