REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah pada Senin (9/12/2024), atas keberhasilan mereka menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, dan menyerukan persatuan di negara tersebut. Saat ini, Assad dan keluarga kabur ke Moskow, Rusia setelah mendapatkan jaminan suaka dari Presiden Vladimir Putin.
"Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah yang bersaudara atas keberhasilan mereka dalam mewujudkan aspirasi mereka untuk kebebasan dan keadilan, dan kami menyerukan kepada semua elemen rakyat Suriah untuk menyatukan barisan mereka," kata kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan.
Suriah di bawah pemerintahan al-Assad adalah komponen penting dari "poros perlawanan" Iran, sebuah aliansi dari kekuatan-kekuatan yang bersatu dalam penentangan mereka terhadap Israel, yang mencakup Hezbollah Lebanon serta Hamas. Sejak perang melawan Hamas di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, Israel meningkatkan serangan udara terhadap target yang terkait dengan Iran di Suriah.
Pada Senin sebelumnya, kelompok pejuang Islam Palestina mengatakan, peristiwa yang sedang berlangsung di Suriah adalah “urusan internal Suriah” dan berharap Suriah tetap mendukung rakyat Palestina. "Apa yang terjadi di Suriah adalah urusan internal Suriah," kata Sekretaris Jenderal PIJ Jihad al-Nakhalah dalam sebuah pernyataan dilaporkan Al Arabiya.
Dia menambahkan, gerakannya berharap "Suriah akan tetap menjadi pendukung sejati rakyat Palestina dan perjuangan mereka yang adil, seperti yang selalu terjadi." Menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, sekitar 438 ribu warga Palestina yang terdaftar sebagai pengungsi tinggal di Suriah pada tahun 2022.